MEMAHAMI ISMAEL DAN ISHAK ANAK ABRAHAM




MEMAHAMI ISMAEL DAN ISHAK ANAK ABRAHAM

Kisah Ismael dan Ishak anak Abraham perlu saya ungkap kebenaranya. Kebenaran ini menjadi sangat penting untuk kita pahami. Namun sebelum kita mengungkap kebenran tentang Ismael dan Ishak, saya ingin mereview ingatan saudara bahwa Sang Pencipta menyebut diri-Nya “AKU ADALAH AKU, AKULAH AKU”. (baca: memahami nama sang pencipta).

Pada pembahsan sebelunya, saya sudah menyebut Sang Pencipta dengan Bapa Surgawi dan Allah Bapa. Maka pada pembahsan saya akan menyebutnya dengan Tuhan Allah.
Kisah Ismael dan Ishak di awali ketika Abram dipanggil Tuhan Allah kata-Nya:

Firman Tuhan Allah “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12:1-3). Lalu Abram melakukan apa yang dikatakan Tuhan Allah.

Selanjutnya, ketika umur Abram 99 tahun, Tuhan Allah kembali menampakkan diri-Nya kepada Abram dan berkata:
“Akulah Allah yang maha Kuasa, hiduplah di hadapan-KU dengan tidak tercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak” (Kejadian 17:1-2). “Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa” (Kejadian 17:4-5). Demikianlah nama Abraham di kenal sampai sekarang.

“Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu” (Kejadian 17:6-7).

“Tentang istrimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya” (Kejadian 17:15). “Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki,bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya” (Kejadian 17:16). Demikianlah nama Sara dikenal sampai sekarang.

Selanjutnya Tuhan Allah Berkata “Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu: setiap laki-laki diantara kamu harus disunat. Haruslah dikerat kulit Khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu” (Kejadian 17:10-11). Demikianlah asal mula adanya SUNAT/ KITAN sebagai materai yang menunjukkan bahwa perjanjian ini bersifat terikat dan kekal. (syarat sunat akan kita dibahas berbeda nanti ya)

Ketika Tuhan Allah menjanjikan anak cucu yang banyak kepada Abraham, maka tertawalah Abraham dalam hatinya dan berkata: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak? Dan Mungkinkah Sara, yang telah berumur Sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak? (kejadian 17:17). Dan Sara pada waktu itu sudah mati haid (menopause) (Kejadian 18:11). Maka Sara juga ikut tertawa dalam hatinya (Kejadian 18:12).

Oleh karena Abraham dan Sara istrinya kurang percaya akan janji Tuhan Allah, maka muncullah KISAH ISMAEL.

“Kemudian Sara meminta suaminya Abraham untuk menikahi hambanya yang bernama Hagar dari Mesir "Jadi Sara istri Abraham itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, yakni ketika Abraham telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kana'an, lalu memberikan kepada Abraham suaminya, untuk menjadi istrinya”. (Kejadian 16:3).

“Kemudian Abraham menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu” (Kejadian 16:4). “Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dan Abraham menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael” (Kejadian 16:15)

Selanjutnya, Tuhan Allah datang kepada Ambraham untuk menempati janji-Nya kepada Abraham, namun Sara masih melihat itu mustahil dan menyangkal dalam hatinya. Lalu Tuhan Allah Berkata: “Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sunguhkah aku akan melahirkan seorang anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?” (Kejadian 18:13-14).

Lalu Abraham Berkata kepada Tuhan Allah, katanya: Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu (Kejadian 17:18). Lalu Tuhan Allah Berfirman: “Tidak, melainkan istrimu Sara yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya” (Kejadian 17:19).
Kemudian janji Tuhan Allah terjadi.

"Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya". Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki di masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan Firman Allah kepadanya. Abraham menamai anak yang baru lahir itu Ishak”. (kejadian 21:1-3). Demikianlah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Allah.

Ketika Sara sudah melahirkan Ishak, maka Sara menyarankan kepada Abraham agar Hagar dan Ismael di usir. Mendengar itu, Abraham kesal karena bagaimana pun Ismael adalah anaknya juga. Lalu Tuhan Allah berfirman: “ Janganlah kesel hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak” (kejadian 21:12).

“Keesokan harinya disuruhnyalah perempuan itu pergi maka Hagar bersama Ismael dan mengembara di padang gurun Bersyeba”. (kejadian 21:14-15).

Di dalam pengembaraan di padang gurun, Hagar kehabisan air kirbat maka Hagar meletakkan Ismael di semak-semak dan berkata: “tidak tahan aku melihat anak itu mati. Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring” (Kejadian 21:16). Banyak orang menyebut sumur itu “sumur Lahai Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered” (Kejadian 16:14).

Lalu Malaikat Allah berseru dari langit: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia berbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar. Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur, ia pergi mengisi air kirbatnya dengan air kemudian diberikannya anak itu minum”. (Kejadian 21:16-19).

Lalu, siapakah anak Abraham yang dipersembahkan kepada Tuhan Allah?

Setelah semuanya itu, Allah mencoba Abraham. Allah memanggil Abraham “Ambraham” jawab Abraham “Ya, Tuhan” . Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Ku-katakan kepadamu” (Kejadian 22:1-2).

Ketika Abraham hendak menyembelih Ishak anaknya, maka terdengarlah suara dari langit “Abraham, Abraham. Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Ku-ketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku”. (Kejadian 22:11-12)

Demikianlah kebenaran kisah Ismael dan Ishak untuk kita ketahui bersama. Masih adakah yang percaya bahwa Ismael adalah anak yang dijanjikan Tuhan? sebagai orang cerdas, pertimbangkan keyakinan anda tersebut.

Untuk Dukungan Pengembangan Yesus a Heaven Way
Bank BCA : 611-522-651-1

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel