JANGAN_TAKUT
Tuesday, 1 October 2019
Edit
JANGAN_TAKUT
Seorang pendeta sedang dalam penerbangan jauh dari satu kota ke kota yang lain. Selang beberapa saat setelah mencapai ketinggian yang ditetapkan, tiba-tiba terjadi gangguan serius seiring dengan munculnya peringatan tanda di pesawat yang menyala: "Kencangkan sabuk pengaman anda". Kemudian, terdengar pula suara yang lembut: " Para penumpang sekalian, mohon maaf, kami tidak dapat menyajikan minuman saat ini karena kita sedang mengalami sedikit turbulensi. Harap kembali ke tempat duduk masing-masing dan pastikan sabuk pengaman anda terpasang."
Pada saat Pendeta melihat ke penumpang di sekitarnya, jelas terlihat bahwa semuanya merasa sangat cemas. Kemudian, cabin crew kembali mengumumkan, "Para penumpang sekalian, kami sangat menyesal tidak dapat menyajikan makanan saat ini. Turbulensi masih ada dihadapan kita."
Tiba-tiba badai pecah. Retakan guntur yang menggelegar sangat menakutkan terdengar lebih keras dari deru mesin pesawat. Cahaya sesekali menerangi langit yang gelap, dan dalam beberapa saat pesawat besar itu seperti gabus yang dilemparkan ke cakrawala luas. Ada saat dimana pesawat itu terangkat keatas oleh arus udara yang dahsyat; dan ada pula dimana pesawat, terhempas kebawah seolah-olah akan jatuh.
Pendeta itu menyaksikan dan ikut merasakan ketidaknyamanan dan ketakutan dari orang-orang di sekitarnya. Pendeta melihat hampir semua penumpang ketakutan dan khawatir. Beberapa penumpang ada yang komat kamit mulutnya berdoa. Tampak jelas di wajah penumpang raut muka ketidakberdayaan dan kekhawatiran apakah pesawat yang mereka tumpangi akan mampu melewati badai yang sangat menakutkan itu.
Pendeta tiba-tiba melihat seorang gadis kecil yang duduk santai. Rupanya badai itu tidak berarti apa-apa baginya. Dia menyelipkan kakinya di bawah pahanya saat duduk di kursinya. Dia membaca sebuah buku dengan tenangnya. Terkadang dia menutup matanya sejenak, lalu membaca bukunya lagi. Kemudian dia meluruskan kakinya, dan tampaknya kekhawatiran dan ketakutan tidak ada di dunianya. Ketika pesawat itu diterpa badai yang mengerikan dan mengakibatkan naik dan turun yang menakutkan, semua orang dewasa ketakutan setengah mati, sementara anak yang luar biasa itu terkesan benar-benar tenang dan tidak takut. Sang Pendeta hampir tidak percaya dengan apa yang disaksikan matanya.
Ketika pesawat akhirnya berhasil mencapai tujuannya dengan selamat dan semua penumpang bergegas untuk turun, pendeta buru-buru menghampiri gadis yang sudah lama ia awasi itu untuk berbicara dengannya. Setelah berkomentar tentang badai dan perilaku pesawat, Pendeta bertanya mengapa dia tidak takut.
Anak itu menjawab, "Karena ayahku pilotnya, dan dia akan membawaku pulang."
------------------
Ada banyak jenis badai yang menerpa kita:
• Fisik,
• Mental,
• Keuangan,
• Domestik, dan …….)
Banyak badai lain dapat dengan mudah dan cepat menggelapkan langit kita dan melemparkan pesawat kita ke dalam gerakan yang tampaknya tidak terkendali. Kita semua tahu saat-saat seperti itu, dan mari kita jujur dan mengakui, bahwa jauh lebih mudah bagi kita untuk santai beristirahat ketika kaki kita berada di tanah daripada ketika kita dilemparkan di langit yang gelap.
Mari kita ingat ... Bapa kita adalah Pilotnya. Dia memegang kendali dan membawa kita pulang …….
Jadi ………
"JANGAN TAKUT."
Catatan:
Tahukah anda bahwa kalimat: *“Jangan takut” muncul sebanyak *365* kali di dalam Alkitab? Jumlahnya sama dengan hari dalam setahun.
Artinya: *Tuhan ingin kita menjalani hidup kita setiap hari tanpa ketakutan.*