MENGASIHI TUHAN LEBIH DARI SEGALA
Saturday 22 December 2018
Edit
MENGASIHI TUHAN LEBIH DARI SEGALA
Baca: Kejadian 22:1-19
"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Kejadian 22:2
Abraham dikenal sebagai bapa orang beriman. Sebutan ini tidak serta merta disematkan pada Abraham tanpa melalui proses. Kualitas iman percaya Abraham kepada Tuhan harus melewati ujian demi ujian. Salah satu ujian terberat adalah ketika Tuhan memintanya mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran. Ishak adalah anak yang sangat dinanti-nantikan Abraham dan Sara dalam kurun waktu yang cukup lama. Saat itulah Abraham dihadapkan pada pilihan yang tak mudah: taat kepada Tuhan dengan mempersembahkan anak semata wayangnya, atau mempertahankan anak demi egonya sendiri.
Abraham lulus dari ujian terhadap imannya tersebut, di mana ia memilih untuk taat kepada kehendak Tuhan dengan mempersembahkan Ishak, bukti bahwa ia mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya, bukti bahwa ia menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidupnya. Berkatalah malaikat Tuhan kepada Abraham, "...sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." (Kejadian 22:12).
Hidup kekristenan adalah hidup yang tak luput dari proses ujian. Tak selamanya perahu hidup kita berlayar di lautan yang tenang, tapi adakalanya perahu itu harus melewati ganasnya ombak, gelombang, juga terpaan angin ribut yang dapat menenggelamkan perahu kita. Juga terkadang kita harus melewati hari-hari serasa di padang gurun. Saat itulah iman kita sedang diuji. Bersungut-sungut, mengeluh, mengomelkah kita seperti yang biasa dilakukan bangsa Israel, ataukah kita tetap memantapkan iman dan memilih tetap mengasihi Tuhan lebih dari apa pun? Proses ujian yang dialami bangsa Israel di padang gurun membawanya kepada pengalaman hidup yang luar biasa, sebab di sanalah mujizat dan pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang dahsyat dinyatakan. Tanpa ujian, iman seseorang takkan mengalami pertumbuhan. Ujian terhadap iman akan membuktikan diri kita yang sebenarnya di hadapan Tuhan.
Tuhan memakai setiap proses demi proses untuk mengetahui kadar kasih kita kepada-Nya.