BAAL
Friday 5 April 2019
Edit
sumber gambar dari allposter.com
lengkapnya mungkin bisa sebagai berikut:
Baal arti dasarnya adalah tuan, dan di dalam keagamaan bisa diterjemahkan Tuhan atau tuhan. Di hadapan TUHAN Israel, Baal artinya ilah, dewa, berhala d.l.l, nanti kita akan mengerti kenapa disebut begitu.
Salah seorang cucu Raja Saul dari anaknya Yonathan diberi nama Meribaal, artinya “perusak berhala”.
Dewa Baal adalah bosnya seluruh dewa-dewa (bandingkan dengan Asytoret sebagai bosnya seluruh dewi-dewi).
Bangsa Asyur, Babel, sebagian Persia dan lain lain adalah bangsa-bangsa yang mempertuhankan Dewa Baal.
Dan ilah yang satu ini menjadi ilah yang sepanjang sejarah Israel, dari sejak Musa ke Yesus, sepanjang jaman mereka terus menghiasi kehidupan orang yang berseberangan dengan TUHAN.
Baru-baru ini saya bertemu dengan seorang Yahudi di diaspora, ia memakai kalung emas berlogo ikan, itu mengingatkan saya tentang dewa Dagon, dewa ikan laki-laki, dan itu sedikit menginformasikan bahwa memang dewa Baal masing menjadi idola.
Terkadang sebutan Baal hanyalah sebutan kepada seluruh dewa-dewa pada suatu daerah yang ditemui oleh orang Israel, sebab bisa jadi dewa-dewa itu banyak tetapi disebut saja Baal, karena di beberapa tempat di Alkitab Baal sering dituliskan secara jamak (bandingkan antara ELOHIM-jamak dengan EL-tunggal).
Sebelum Taurat dan hukum-hukum Israel diberikan sepertinya mereka ini sudah lebih dulu memiliki hukum-hukum keagamaan, dan ritual-ritual.
Baal dibuatkan mezbah (bait suci), ada patung-patungnya (salah satu contoh yang di atas), ada pakaian-pakaian khusus kepada imam-imamnya, ada banyak hal yang bisa diucapkan, bahkan ada ritual-ritual. Salah satu yang dapat disebut adalah mempersembahkan anak bayi, umumnya dibakar.
Dewa Baal yang jamak itu antara lain (menurut rangkuman Kamus Smith):
1. Baal Berith = Dewa Perjanjian
2. Baal Zebub, atau Beelzebull = Dewa Lalat
3. Baal Peor = Tu(h)an permulaan
4. Baal Gad = Dewa Keberuntungan
5. Baal Haamon = Dewa Kesejahteraan
6. Baal Meon = Dewa Rumah
7. Baal Zephron = Dewa Utara
dan lain lain…
Jadi kalau ada orang yang ingin mendapatkan harta dan selalu beruntuk maka ia akan menyembah Dewa Haaman atau Dewa Gad, jika ada yang mau memasuki rumah baru maka mereka akan menyembah Dewa Meon, dan seterusnya dan sebaliknya. Artinya dewa-dewa itu berdiri sendiri, tidak esa.
Itu dapat kita lihat ketika seorang Raja Israel berperang kepada umat Baal ini. Ketika umat Baal ini dikalahkan di pegunungan mereka berkata: “Mari kita serang Israel di lembah, mungkin Israel menyembah Dewa Gunung”.
Atau ada juga suku-suku tertentu yang dilawan Yosua yang berkata : “Dewanya Israel hebat di gurun, tetapi belum tentu di air”. Mereka cenderung memandang TUHAN ISRAEL dengan kacamata dewa-dewa mereka, dan itu juga sering terjadi sampai sekarang, orang-orang yang tidak mengenal YESUS cenderung memandang YESUS dari sudut pandang allahnya masing-masing.
Bangsa Israel bukannya tidak diberi kesaksian oleh TUHAN, baik dari Mesir sampai mereka tinggal di Tanah Perjanjian, bahwa EL yang di gurun adalah EL yang di laut, EL yang di gunung adalah EL yang di lembah, EL yang menghukum adalah EL yang mengasihi, EL yang memberkati adalah EL yang kudus…. EL adalah ELOHIM Yang ESA, sangat bertolak belakang dengan Baal.
Dan dapat kita sebut perbedaan mencolok lainnya adalah ketika Bait Suci dibangun oleh Salomo di Yerusalem. Di Bait Suci ini tidak ada satupun patung dari sesembahan Israel ditempatkan, bandingkan dengan bait-bait Baal yang selalu menempatkan jenis-jenis Baal yang bersesuaian dengan peranannya. Kehadiran TUHAN disimbolkan dengan Bait Suci itu, sebagai tempat peribadatan semata.
Hanya satu yang dapat kita sebut kenapa Dewa-dewa ini begitu kental dengan Israel dan sangat tidak sanggup mereka hanguskan adalah karena Dewa-dewa ini terlihat dengan mata, sementara TUHAN tidak terlihat, IA dapat dilihat dengan mata rohani, sementara dewa-dewa dapat dilihat dengan mata jasmani.
Apa yang dapat dilihat mata telanjang lebih cepat diraih ketimbang apa yang dapat dilihat mata rohani kita.
Seorang Nabi terkenal, Nabi Elia, sebagai simbol dari penghukuman oleh TUHAN atas Baal dapat mengingatkan kita bagaimana dewa Baal hanya dewa bisu yang tidak berkuasa.
Seorang Nabi lain, Daniel juga bisa mengingatkan kita tentang pola kesombongan penyembah dewa Baal, seorang raja meneriaki Daniel begini: “Dewa mana yang sanggup menolong engkau Daniel?”, ia mengucapkan itu ketika Daniel dihukum dengan cara di bakar di Babel. Dan api itu sendiri meski sangat panas tidak dapat menghanguskan tubuh nabi itu, karena TUHAN Yang Perkasa melindungi mereka.
Dewa Baal, meski lemah dan tak berdaya di hadapan TUHAN, tetapi oleh mata jasmaniah disenangi dan disembah, dan bukan tanpa alasn itu disembah, bicara teori dan ritual mereka hebat dan perkasa, bayangkan beberapa kekaisaran kuno mendewakan Baal dan berhasil menghancurkan Israel dimana TUHAN memilihnya sebagai umat.