UMAT PERJANJIAN
Friday, 11 January 2019
Edit
UMAT PERJANJIAN
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktifitas. Rabu, 09/01/2019
Yesaya 49:8b (TB) Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi,
Isaiah 49:8b (RSV) I have kept you and given you as a covenant to the people, to establish the land, to apportion the desolate heritages;
Isi dari janji adalah konsekwensi; jika seseorang gagal menepati janji sesungguhnya ia berhutang. Dalam PL makna janji lebih berat lagi dengan kata "Kharat Beryit" artinya "memotong perjanjian" dengan kurban. Kurban itu dibelah dua. Barang siapa membatalkan janji maka dia akan berhutang nyawa atas janjinya dan darahnya akan tumpah seperti kurban yang potong saat mengikat janji.
Dalam Alkitab, kita menemukan Tuhan mengikat perjanjian kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Dalam sejarah Israel, Tuhan senantiasa menepati janjinya, sebaliknya umat Israel sendiri yang tidak setia melakukan perintah Tuhan. Manusia tidak dapat memenuhi janjinya dihadapan Allah, manusia jatuh dalam dosa dan berbagai pelanggaran. Pertanyaan apakah janji Tuhan batal menyelamatkan manusia? Sama sekali Tidak, Tuhan itu setia, Tuhan tak menghendaki manusia mati oleh pelanggarannya atas janji tetapi digantikan oleh darah Yesus dengan di salib Golgata.
Galatia 3:10, 13 (TB) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Israel adalah umat perjanjian. Allah memilih Israel sebagai umat perjanjian bukan karena jumlah mereka yang besar atau karena kehebatan dan kelebihan mereka dari bangsa-bangsa lain. Tetapi Allah telah mengikat perjanjian dengan leluhur Abraham, Ishak dan Yakub. Perjanjian itu adalah inisiatip dan keputusan Allah sendiri yang hendak memberkati dunia ciptaanNya melalui umat pilihanNya.
Nabi Yesaya mengingatkan umatNya dalam pembuangan sebagai umat perjanjian. Memang sulit mereka terima keadaan di pembuangan mereka bangga sebagai umat Israel, umat Perjanjian dan umat pilihan Allah tapi terbuang di negeri asing, diperbudak dan ditindas sebagai orang asing. Atas kejadian ini tak sedikit orang Israel dalam pembuangan meninggalkan Tuhan, mereka tak setia dan telah mengambil jalan hidupnya sendiri. Namun ada juga sisa-sisa uang tetap setia memegang teguh janji Tuhan..mereka percaya Tuhan itu setia dan tak meninggalkan umatNya begitu saja dalam pembuangan.
Bagi Yesaya, keadaan sulit ini bukan berarti janji Tuhan batal, tetapi keadaan yang dialami adalah ujian terhadap janji. Hal itu telah dialami Israel selamat pembentukan mental mereka berjalan 40 tahun di padang gurun. Yerusalem kota yang telah sepi, tidak berpenduduk dan tinggal puing saja akan dibangun kembali dan tanah perjanjian itu akan ditata ulang dan dibagi menurut suku dan klannya. Allah memenuhi janjinya bukan saja memberkati mereka, tetapi Tuhan hendak memakai mereka menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Ini bukan hanya terjadi dalam Alkitab, tapi dalam dunia yang kita hidup kini itu nyata, oleh orang-orang Yahudi dengan berbagai penemuan ilmu dan sains telah membantu umat manusia kita sudah banyak diberkati.
Sahabat yang baik hati! Demikian dalam hidup ini, kala terjadi hal yang tidak seperti yang kita harapkan bukan berarti segalanya telah berakhir, mungkin saja ada rencana Tuhan dibalik pengalaman buruk yang kita hadapi. Hal buruk yang menimpa kita tak selamanya membuat kita rugi total, tapi siapa tahu rencana Allah menempa hati kita menjadi hati yang teruji.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup anda. Amin
Salam:Pdt Nekson M Simanjuntak