PENTINGNYA MENGUJI TIAP ROH GHAIB YANG HADIR KE KITA



PENTINGNYA MENGUJI TIAP ROH GHAIB YANG HADIR KE KITA

Pada pertengahan abad ke sembilan belas, keranjingan spiritual jenis baru menyapu dunia Barat. Hal itu disebut-sebut banyak orang sebagai Spiritualisme dan sangat mendukung praktek mediumisasi. “Medium” merupakan istilah yang digunakan oleh para Spiritualis untuk menjabarkan seseorang yang membiarkan dirinya untuk berada di dalam kondisi yang sangat pasif dan reseptif, agar dapat digunakan sebagai corong atau kendaraan manifestasi dari entitas-entitas yang tak terlihat. Kaum Spiritualis meyakini kalau para entitas ini, yang sering kali disebut sebagai “soul” atau “spirit”, di dalam pemaknaan yang sangat sederhana dan tidak berdasar, sebagaimana apa yang masih dipergunakan oleh banyak orang hingga hari ini. Pada jaman itu, mediumistik dan spiritualistik, mulai bermunculan dan diadakan hampir di setiap kota dan pedesaan di Amerika, Inggris dan banyak juga di Eropa. Sering kali, para entitas ini berbicara lewat sosok medium yang mereka anggap sebagai soul atau spirit dari orang-orang tercinta yang terlebih dahulu telah meninggalkan dunia ini, lewat acara-acara pemanggilan arwah atau Seance yang mereka adakan.

Sementara itu, di banyak kesempatan lain, para entitas-entitas asing ini, sering kali juga membuat banyak pernyataan atau klaim yang aneh-aneh, seperti menyebut diri mereka sebagai Yesus Kristus – lalu memberikan banyak pesan-pesan… yang biasanya sangat sentimental, tidak filosofikal, tidak dewasa dan bahkan dipenuhi dengan kebodohan. Beberapa sosok dari sejarah spiritual dan dunia umum, juga tiba-tiba banyak yang “datang” dan menampakkan diri, dari sosok Krishna Dvaipayana atau Vyasa ( Seorang penulis Hindu dari karya sastra Mahabharata dan Bhagavad Gita) hingga ke Santo Petrus, Buddha, Napolen dan George Washington. Faktanya, makhluk-makhluk ini, banyak membawa pesan-pesan yang disampaikan oleh medium mereka, yang sangat bertentangan dengan fakta fundamental dan informasi yang seharusnya mereka ketahui dari waktu semasa mereka masih hidup dan menurut catatan yang ada hingga hari ini, telah memperlihatkan banyak hal yang kontradiksi terhadap fakta kehidupan seputar para tokoh tersebut, yang sama sekali nampak tidak berhubungan dengan nilai-nilai, kebudayaan atau hal apapun yang pastinya melekat dan berkontribusi dengan kehidupan mereka sebelumnya ketika masih di bumi.

Dalam beberapa kejadian yang ada, beberapa dari tokoh besar ini berbicara dalam pemikiran yang sangat kebarat-baratan atau bahkan sangat kental dengan pengaruh-pengaruh dogma Kekristenan, persis seperti apa yang secara alamiah dimiliki oleh para medium-medium itu. Hal ini rupanya tidak serta merta membuat para Spiritualis pada saat itu untuk menjadi terheran-heran dan kemudian lantas mempertanyakan keabsah-an dari pengakuan-pengakuan yang ada ini, namun sepertinya mereka telah benar-benar berada di bawah pengaruh kalim-klaim yang sensasional tersebut, dan meninggalkan sepenuhnya akar sehat, pikiran rasional, logika dan pemikiran yang sehat. Fakta yang mengejutkan lagi, bahwa sosok “Yesus” yang konon berbicara lewat seorang medium di satu sudut jalanan, ternyata mengekspresikan pandangan dan sentimen yang benar-benar berbeda dari sosok “Yesus” yang berbicara lewat medium lain di sudut jalan yang lain.

Hal ini benar-benar luput dari perhatian kaum Spiritualis pada saat itu. Fakta lain yang muncul belakangan dari fenomena mediumship seperti ini adalah banyaknya medium yang berahkir dengan kegilaan, menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan terlarang, masuk ke dalam kehidupan kriminal dan eksploitasinya bahkan banyak juga di antara mereka yang melakukan bunuh diri.Kemudian, datanglah seorang ningrat Rusia, Madame Helena Petrovna Blavastky, yang dikirim ke Amerika oleh para Guru Spiritual Timurnya di Tibet untuk mendirikan Gerakan Theosophy, yang Beliau dirikan pada tahun 1875. Di dalam ajaran-ajaran Theosophy, hal-hal yang sebenarnya dari praktek-praktek ini kemudian di teliti dan dijelaskan dengan sangat rinci dan kompleks. Kedua Guru dari Balavastky, yang diketahui sebagai para Master dari Kebijaksanaan – sama sekali tidak mendukung praktek spiritualisme dan mediumship dan memprediksikan nasib buruk yang menanti dan akan dialami oleh masyarakat dunia Barat, apabila mereka terus menerus mengandalkan dan terlibat aktif dengan hal tersebut. Mereka ini kemudian memberikan instruksi kepada Madame Blavastky untuk memperlihatkan kebenaran yang ada di balik fenomena itu.

Pertama-tama, kecuali pada beberapa pengecualian yang sangat terbatas, adalah merupakan hal yang TIDAK MUNGKIN bagi jiwa-jiwa yang telah pergi untuk berkomunikasi dengan mereka di Bumi, lewat perantaraan seorang medium sekalipun, atau bahkan hanya untuk menyadari apa yang sedang terjadi di alam ini. Tempat yang dinamakan (atau mungkin lebih pas disebut sebagai sebuah kondisi) surga, merupakan sebuah kebahagiaan yang tertinggi dan surgawi. Dengan begitu, maka secara logika kita dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat penderitaan atau bayangan tertipis dari kepedihan sekalipun, dapat dialami di sana. Namun, apabila jiwa-jiwa itu diberikan kemampuan untuk melongok ke “bawah” atau “kembali secara jiwa” dan melihat semua hal yang terjadi di sini dan khususnya di rumah mereka, apa jadinya dengan kebahagiaan surgawi itu? bayangkan, seorang ibu yang telah pergi, melihat atau secara tidak kelihatan diam-diam mengunjungi atau secara otomatis menjadi selaras dengan, rumahnya yang ditinggalkannya, selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan hingga bertahun-tahun dari semenjak perginya dirinya dan selalu menghabiskan waktu yang ada dengan senantiasa mengamati dan merasakan – dengan memiliki tanpa daya apapun – atas penderitaan, kesedihan, kesalahan demi kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang yang dicintainya, apakah lantas hal ini dapat menjadi kebahagiaan ? lebih tepatnya dapat dirasakan sebagai neraka dunia. Untungnya, dalam hal ini alam sangat berbaik hati untuk menciptakan terusan yang tak dapat dilintasi antara kondisi tahapan surgawi dan tahapan Bumi, jadi dengan begitu, semua orang yang telah melewati batas antar alam ini, selamanya terlepas dari jangkauan keberadaan fisiknya dan berikut juga dengan hubungannya dengan individu-individu yang berkaitan dengan dirinya di bumi ini.
Kedua, dalam tulisannya, Madam HPB menjelaskan, bahwa memang terdapat beberapa pengecualian, bagi mereka yang telah melakukan upaya bunuh diri dan bagi mereka yang mengalami kematian yang disebabkan oleh kecelakaan, kekerasan atau pembunuhan. Korban bunuh diri – individual yang telah membunuh dirinya sendiri – tetap tinggal di sekitaran atmosfer dan dalam ketertarikannya dengan Bumi kita selama masa durasi kehidupan yang sebenarnya ia telah ditakdirkan untuk menjalani kehidupan.

Contohnya, seseorang yang melakukan bunuh diri pada umur 20 tahun, namun sebenarnya telah ditakdirkan oleh karmanya untuk meninggal pada umur 90 tahun, haruslah melewati 70 tahun yang tersisa di dalam tataran apa yang biasa orang kenal dengan “Alam Astral”, sebelum ahkirnya mereka dapat menuntaskan proses kematian alamiah yang tertunda dan memasuki tahapan Surgawi. Seseorang yang telah melakukan bunuh diri, akan melihat dirinya seolah masih hidup setelahnya, hanya saja sekarang ia berada dalam kondisi yang lebih “terperangkap” dari yang sebelumnya. Sering kali dipenuhi oleh rasa penyesalan yang mendalam dan memiliki kerinduan yang besar untuk dapat kembali ke kehidupan Bumi, sering kali mereka ini mengambil jalan pintas untuk berkomunikasi dengan para medium atau medium yang sengaja untuk mencari mereka. Namun, sebenarnya hal ini merupakan hal terburuk yang dapat dilakukan oleh para korban bunuh diri, karena secara kaedah spiritual, hal ini merupakan suatu pelanggaran. Sebuah larangan untuk mengadakan kontak dengan sebuah kehidupan yang secara sengaja menghilangkan dayanya sendiri. Para Master dan Madam HPB mengajarkan bahwa para korban bunuh diri sering kali kehilangan Roh mereka karena hal ini, saat durasi kehidupan natural mereka telah mencapai ahkirnya. Sementara itu, nasib yang gelap juga akan menunggu para Medium yang melakukan kontak dengan jiwa-jiwa malang ini, karena sesungguhnya mereka telah merenda karma yang buruk bagi mereka sendiri. Berbagai kondisi tahapan juga telah menanti untuk dilalui bagi para jiwa yang hidupnya harus diahkiri secara prematur lewat kecelakaan, kekerasan atau pembunuhan. Sifat kondisi yang akan dilalui benar-benar tergantung dari kondisi bathin dari individual yang bersangkutan. Di dalam salah satu surat yang ditulis oleh Master K dan juga telah diterbitkan di dalam salah satu “Mahatma Letters”, dijelaskan bagi orang-orang dengan kondisi bathin yang baik dan murni, akan memasuki sebuah tahapan atau kondisi “tidur mawar” selama durasi dari kehidupan natural mereka dan kemudian masuk ke dalam tahapan Surgawi atau Nirvana setelahnya. Orang-orang kebanyakan, yang tidak sangat baik atau sangat buruk, mungkin atau juga tidak, tertarik dengan mudah oleh para medium, namun tetap bagaimanapun juga haruslah merlewati sisa umur alamiah mereka di dalam Kama loka atau Alam Astral. Bagi mereka yang tertarik untuk berhubungan dengan para medium, sering kali menjadi benar-benar demonik dalam perilaku mereka dan juga penuh kekerasan pada si medium itu sendiri, berikut orang-orang yang ada disekitarnya lewat tubuh medium itu.

Ketiga, semua orang yang meninggal pada ahkirnya akan meninggalkan apa yang disebut sebagai “shell astral” ( cangkang astral ), yang dapat di definisikan sebagai bagian yang paling tidak spiritual, yang paling mendasar dan paling sensual dari diri kehidupan mereka yang telah diahkiri. Aspek khusus dan karakteristik dari hal yang disebut sebagai Shell ini, tidak cocok dan tidak dimungkinkan untuk ikut terbawa masuk ke dalam tahapan surgawi, yang di dalam Theosophy dikenal sebagai “Devachan”. Perlu diketahui, Shell yang tertinggal ini sebenarnya bukanlah benar-benar jiwa individual yang bersangkutan, namun lebih kepada bentuk subyektif tanpa akal dan rasa, yang ahkirnya akan hancur, biasanya setelah beberapa dekade paling cepat. “Cangkang atau Shell” ini, terdiri dari porsi besar ingatan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang individual semasa hidupnya dulu, namun setelah masa kehidupannya kemudian telah berahkir, kumpulan dari hal-hal ini kemudian dibuang dan secara perlahan menjadi bayangan sisa-sisa kehidupannya, tanpa kesadaran individual yang sebenarnya di dalamnya, karena jiwa yang sebenarnya telah memasuki Devachan dan berada di luar jangkauan dari semua orang yang berada di alam fisik. Astral Shell ini atau “Kama Rupas” sering kali melalang buana di dalam Kama Loka dan secara gampang dapat dikontak oleh mereka dengan maksud-maksud mediumistik atau bahkan dapat juga lewat kesensitifan dari indera psychic. Para Shell astral ini memiliki kemampuan untuk secara otomatis mengulang-ulang dan bahkan menampilkan kembali beberapa jenis informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh individual yang bersangkutan selama hidupnya, oleh karena itu, cangkang-cangkang astral ini sering kali disalah artikan bagi mereka yang tidak memahami cara kerja mekanisme hidup setelah kematian, sebagai jiwa yang benar-benar telah pergi itu.

***Faktanya, adalah para astral shell ini, para Kama Rupa inilah, yang merupakan sebagian besar entitas yang dikontak oleh para medium dalam pertemuan-pertemuan spiritual.***

Keempat, para Master mengajarkan bahwa sejatinya semua hal merupakan makhuk-makhluk spiritual yang murni dan tinggi – termasuk para Master itu sendiri tentunya – dilarang oleh “Kaedah kearifan yang tak dapat dilanggar” untuk membiarkan diri mereka di chanel lewat para medium. Hal ini berarti, seorang medium tidak akan dapat atau tidak dapat menjadi konduit bagi entitas-entitas yang secara signifikan lebih tinggi atau lebih spiritual dari dirinya sendiri, mereka pada dasarnya hanya menarik akhluk-makhluk yang lebih rendah atau setingkat dengan mereka sendiri. Dengan demikian, maka dapat disadari, betapa bodoh dan bahkan bahaya untuk dengan penuh kenaifan mengaplikasikan penjelasan-penjelasan yang sederhana dan positif dari pesan-pesan mediumistik berikut fenomenanya. Permasalahan yang ada sebenarnya jauh lebih kompleks dan lebih gelap dari apa yang orang-orang duga selama ini. Untuk menerangi hal ini, Master M dan Master K ( dua adept utama yang berada di belakang HPB dalam pendirian Komunitas Theosofi ) menyatakan bahwa mereka menentang dengan sangat praktek-praktek spiritualisme mediumistik dan menjelaskan hal itu sebagai “salah satu tahyul yang paling tidak waras dan fatas”Belakangan ini, kita sering kali mendengar istilah Channelling, yang tak lain merupakan istilah baru dari MEDIUMSHIP. Faktanya, “medium” dan”channel” merupakan hal yang bersinonim, dan secara harafiah membawa arti bahwa sesuatu atau seseorang yang dengan sengaja membiarkan sesuatu atau seseorang untuk mengalirinya. Gerakan New Age yang sangat mendukung praktek mediumisasi atau pentingnya untuk melakukan channeling demi mendapatkan pesan-pesan dari dunia lain, merupakan sebuah kesalahan yang sangat besar. Apabila anda berkunjung ke Youtube untuk melakukan pencarian dari chaneling ini, maka anda akan dengan mudah menemukan berbagai pesan yang didapatkan dari usaha channeling, semuanya memiliki klaim membawa pesan “terkini” dari Lord Buddha, Yesus Kristus, Perawan Maria, Archangel Michael dan berbagai macam Malaikat lain, termasuk diantaranya para penguasa ras alien berikut para Ratu dan Putri-putrinya. Juga sering kali mereka mengatas namakan guru-guru spiritual yang telah meninggal di sekitaran jaman ini, khususnya apa yang mereka sebut-sebut sebagai “Ascended Masters”, beberapa bahkan datang membawa nama yang sama dengan para Master yang saat ini berinkarnasi dan masih berada dalam kehidupan fisiknya, seperti Master K dan Master M, sebagaimana Madam HPB telah terlebih dahulu diasosiasikan pada saat itu. Mungkin, ada baiknya kita untuk mengetahui asal muasal dari semua aliran “Ascended Masters” yang ada pada saat ini.

Tahun 1930 an, seorang berkebangsaan Amerika yang bernama Guy Ballard – sosok yang dikenal luas sebagai seorang penipu dan juga bisnis man, menerbitkan serial buku-buku yang menuliskan pengalaman-pengalaman dramatis dari pertemuan yang dialaminya dengan apa yang ia sebut sebagai “Ascended Masters” (istilah ini awalnya juga merupakan temuan dari dirinya), khususnya Saint Germain, yang menurutnya telah menunjukkan “Hukum kosmis yang pasti atas manifestasi dari kekayaan”. Dalam hal ini, tentu saja Ballard berhasil untuk meraup banyak sekali kekayaan bagi dirinya dan keluarganya, yang menurut Saint Germain, merupakan keluarga yang tertinggi dan paling penting di atas planet ini dan satu-satunya pembawa pesan Tuhan. Mereka memperoleh kekayaan yang tak terhitung dari usaha eksploitasi yang dilakukannya kepada kumpulan masa yang gampang tertipu, yang mempercayai begitu saja cerita kekanakan yang dikarangnya. Faktanya, ia kemudian berhasil sangat tipis untuk menghindari penjara dan sewaktu semua kebohongan yang dilakukannya menjadi terang benderang, sebuah buku kemudian terbitkan oleh rekan sebangsanya yang prihatin atas hal ini, dengan judul “Gerakan I AM” dimana dalam buku itu, ia menjelaskan hal itu sebagai “Pendiktatoran psikis di Amerika”.Mengambil nama-nama dan identitas dasar dari para Master yang berkaitan dengan Komunitas Theosophy, Ballard dan para penerusnya, dengan giat mengembangkan lebih lanjut gerakan Ascended Masters, seperti apa yang ada di Geraldine Innocente ( Jembatan untuk kebebasan ), Nabi Mark dan Alizabeth clare ( Summit of lighthouse/church universal and Triumphant) – yang menjadikan mereka sebagai sosok-sosok ilahiah yang omnipoten, yang konon dikabarkan hidup di tataran alam surgawi, yang dengan penuh kebahagiaan dan siap siaga untuk melakukan kontak dengan mereka yang berdoa dengan nama mereka dan kemudian menyiramkan berkah kemakmuran, kesehatan dan kebahagiaan bagi mereka sebagai gantinya. Menurut Ballard, Para “ascended masters” ini mengharuskan mereka yang dengan keinginan untuk mendapatkan berkah, untuk mendonasikan uang sebanyak mungkin ke dalam gerakan I Am yang disponsorinya.
Dalam kaitannya dengan origin asli yang tak terbantahkan dari para “Asended Masters” yang sesungguhnya, semua orang yang memahami hal itu seharusnya dengan serta merta menyadari kalau semua orang – saya ulangi lagi, SEMUA ORANG yang memiliki klaim kalau mereka telah bersentuhan dengan para Ascended Master, terutama yang sesuai dengan deskripsi yang diberikan oleh Ballard, Para Nabi atau mereka yang mengaku-ngaku sebagai “Para Pembawa Pesan”, pada dasarnya entah ditipu ( yang biasa terjadi ) atau memiliki maksud untuk menipu.Apabila kita meneliti kembali ajaran-ajaran yang konon di “chanel” kan dari para “Ascended Masters” ini, tidak hanya merupakan hal yang sifatnya berkontradiksi dengan apa yang sebelumnya disampaikan oleh master-master yang sama, juga sering kali merupakan hal yang benar-benar bertolak belakang dengan eksposisi pandangan dan tulisan mereka yang tercatat.

Para peneliti dan penulis yang telah mempelajari isi dari Mahatma Letters dari perspektif kesarjanaan mereka, telah sampai pada kesimpulan kalau para Masters yang menuliskannya benar-benar khas Buddhist, belum lagi afiliasi mereka berdua yang tak terbantahkan dengan monasteri Tashilhunpo di Shigatse, Tibet. Faktanya, ajaran-ajaran mereka yang kini tersebar luas lewat aksi per-chanel-an yang banyak berkembang dewasa ini, 95 % tidak berhubungan dengan ajaran-ajaran asli mereka, yang ada hanyalah omong kosong new age quasi yang tidak bersubstansi. Dimana mereka mempercayai kalau Para Master sekarang terbang berkeliling di Alam Semesta dengan menggunakan kapal-kapal luar angkasa dan melakukan banyak kunjungan ke Ratu-Ratu Alien di galaksi Andromeda!!

Tahun 1980, seorang guru spiritual di Arizona, melakukan sebuah percobaan untuk mengeksposes hal yang sesungguhnya dari channeling-channeling ini, juga mengenai ketidakrelibilitasannya, penipuan yang ada didalamnya, kebodohannya dan delusi-delusinya. Ia mengundang tiga chanelers untuk datang dan memberikan pesan-pesan chaneling berikut ajaran-ajarannya di tempatnya pada suatu hari minggu. Mereka diminta untuk melakukan chaneling dengan entitas yang sama. Sang Guru spiritual kemudian memberikan kesempatan bagi ketiga chanelers untuk menyampaikan apa yang diterimanya di dalam tiga ruangan yang berbeda. Selama waktu penyampaian pesan yang diberikan, ketiganya dipisahkan dan dengan demikian sama sekali tidak dapat mendengar atau melihat isi pesan yang disampaikan rekan chaneler yang lain. Dalam kenaifannya, mereka bertiga ini kemudian menjadi sangat terkejut ketika menyadari kalau ternyata isi pesan dan ajaran-ajaran yang mereka sampaikan, benar-benar merupakan hal yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dan ketiga-tiganya telah menyampaikan pesan yang sangat berkontradiksi antara mereka bertiga sendiri. Satu menyampaikan pesan A, dengan kesimpulan B, yang lain menyampaikan pesan C dengan kesimpulan D dan lain2. Dalam rasa tidak percaya yang dialami mereka bertiga ini, mereka tidak dapat menerima kalau hal itu dapat mungkin terjadi karena menurut mereka, semuanya berasal dari sumber yang sama. Mereka kemudian menjadi terkaget-kaget dan mulai menyadari kebodohan mereka untuk secara buta menerima klaim-klaim dari entitas yang tak terlihat dan menyerahkan diri sepenuhnya sebagai medium dari entitas itu. Sayangnya, sebagian besar dari masyarakat dunia dewasa ini, tidak pernah untuk berhenti sejenak dan mempertanyakan isi dari pesan-pesan kebaikan yang mengalir tiada henti dari pada chanelers ini. Buku-buku new age bahkan juga mulai untuk mendorong orang-orang untuk melakukan chaneling dengan diri mereka sendiri dan menuliskan pesan yang sekiranya di dapatkan oleh mereka dari para “Asended Masters”, Malaikat-malaikat, Guardian angels dan lain-lain.

Hasil dari gerakan New age ini adalah :

1. Pesan-pesan sederhana dan sentimental, yang seolah berasal dari makhluk-makhluk spiritual yang tinggi di semesta raya, yang sering kali dipenuhi oleh hal-hal yang menggelikan, kekanak-kanakan dan yang diekspresikan dengan sangat buruk, lebih buruk dari apa yang bisa disampaikan oleh anak berusia lima tahun.

2. Pengumuman-pengumuman yang sensasional, dan perwahyuan Psudo, yang tak pernah kunjung terjadi di masa kita. Pesan-pesan yang ter-chanel acap kali merupakan hal yang salah, seperti pesan-pesan mengenai apa yang sekiranya terjadi pada umat manusia di tahun 2012 yang silam. Ketika tak satupun dari hal yang disebutkan sebelumnya termaterialisasi, para chanelers kemudian meyakinkan para pengikutnya kalau hal yang mereka prediksikan sebenarnya telah terjadi di tataran alam yang lebih tinggi, yang tak terlihat. Sebuah alasan yang dibuat-buat pada saat yang tepat tentunya. Sampai hari ini, meskipun sering kali salah dan tidak kunjung terjadi, prediksi-prediksi itu tetap mengalir tanpa henti dari mulut para channeler new age yang ada.

3. Para Chanelers ini, juga sering kali menggunakan kata Buzzwords yang tidak berarti ( terdengar lebih cocok untuk digunakan dalam science fiction ketimbang kenyataan ), istilah2 seperti : Federation of light, Aktifasi kode DNA, crystalline emerlad matrix release, planetary ascension, 11;11 awakening, Achangelic attunement, starseeds, ashtar command, earth angels, ascension symtoms, underworld Buddha of the rubby ray dan lain-lain, istilah yang ada benar-benar tak terhingga.

4. Ajaran dan praktek-praktek spiritual self center yang menuhankan materialitas dan mendorong semua orang untuk menjadi kaya, sukses, dan juga memanifestasikan semua keinginan mereka, secara finansial, fisikal, emosional, material dan bahkan seksual, dengan menggunakan apa yang disebut sebagai Tehnik “Law of Attraction”. Ajaran-ajaran seperti ini, tak lain adalah praktek black magic dimana seolah-olah mereka yang melakukan tehnik “LAw of Attraction” ini dapat dengan mudah mengkoreksi karma, garis hidup dan semua skandha-skandha yang mereka miliki. Mereka sesungguhnya adalah orang-orang yang delusi dan hidup dalam mimpi. seberapapun positif keyakinan yang mereka miliki. Mereka ini sama sekali tidak menyadari bahwa sesungguhnya “keinginan” adalah akar dari semua penderitaan, dan semakin mereka mengejar bayangan dari fantasi visualisasi keinginan mereka yang beraneka rupa, maka akan semakin meningkat rasa kekurangan dan ketidakbahagiaan yang mereka miliki di dalam diri.

5. Golongan Chaneling yang fanatik, Mereka ini adalah orang-orang yang tidak bisa menjalani kehidupan sehari-harinya, sebelum mendengarkan atau menyaksikan episode terkini dari saluran youtube mereka, yang berisi pesan-pesan dari Kwan Yin atau Lady Nada, atau para penjaga sakral dari Sirius.
Dalam pencahayaan tulisan yang diajarkan oleh Para masters sejati kita dan juga H.P Blavastky, maka kita dapat menyimpulkan beberapa hal terkait dengan fenomena chaneling yang kini merebak luas di kalangan spiritualis dunia new age.

1. Hal itu merupakan imajinasi dari channelers itu sendiri.

2. Hal itu berasal dari orang-orang yang telah meninggal, yang hidupnya diahkiri oleh kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan dan saat ini sedang terpenjara di Kama Loka atau Alam Astral.

3. Hal itu berasal dari Astral Shell atau cangkang Astral atau Kama rupa ( telah disebutkan di bagian awal dari tulisan ini ), yang memiliki kemampuan untuk mengulang-ulang dan menampilkan kembali beberapa ceceran informasi dan pengetahuan yang secara harafiah tak lain adalah cangkang tanpa jiwa yang sedang mengalami proses pembusukan.

4. Makhluk-makhluk Elemental. Beberapa jenis dari roh-roh alam, yang memiliki kegirangan tersendiri untuk menggerakkan dan memvitalisasi thought form ( bentuk pikiran ) dari para chanelers, dan kemudian menampilkan kesan bahwa yang muncul dihadapannya adalah Para Ascended Masters atau Archangels dan lain-lain, mereka membuat individu yang bersangkutan untuk mempercayai sebuah ilusi bahwa dirinya tengah berhubungan dengan mereka.

5. Manusia yang jahat, yang berasal dari apa yang disebut sebagai Dark Brotherhood atau Black Lodge, yang memiliki itensi untuk menghancurkan kegunaan atas keuntungan potensi spiritual yang dimiliki oleh seseorang, dapat dengan mudah untuk mendistorsikan dan mengalihkan pencarian yang benar-benar murni atas kebenaran spiritual yang dicari, dan mengubahnya menjadi fantasi dan hal-hal fiksional. Mereka bahkan didorong untuk menjadi para Master Suci, archangels atau bahkan Buddha itu sendiri.

Mengapa banyak orang begitu mudah ditipu, mereka dapat meyakinkan diri mereka sendiri dan bahkan orang-orang yang ada disekitarnya, kalau konon mereka ini diinspirasi oleh Sri Krishna atau Lord Buddha sendiri, namun dalam praktek kehidupan kesehariannya tidak memiliki ketertarikan sama sekali untuk membaca Dhammapada atau Bhagavad Gita, dimana mereka dapat menemukan kebenaran yang tertulis dan tersirat, sebuah kebenaran abadi yang tidak lekang oleh waktu, mengenai sosok Buddha dan Krishna yang sebenarnya. Apabila memang mereka sangat menghargai dan menghormati ajaran dari para Masters yang sesungguhnya, kenapa mereka ini dengan jelas-jelas menghindar dari usaha untuk membaca dan mempelajari ajaran-ajaran dari Para Master dari Kebijaksanaan yang tertulis dengan kumpulan Mahatma Letters dan Secret Doctrine.....?.

Mengapa orang-orang spiritual tidak pernah kebayang untuk melakukan penelitian kedalam asal muasal yang ada dari berbagai ajaran dari sosok Master K yang sesungguhnya, sosok manusia dengan darah daging yang pernah mengatakan kalau dirinya tidak akan dapat untuk di channeled oleh siapapun...?

Mengapa, orang-orang spiritual yang jelas-jelas memiliki kecerdasan, intelektual dan logika yang baik, dapat untuk terus menerus mempercayai sampah-sampah yang disemburkan dari mulut para channelers dunia dari hari ke hari ...?
Mungkin jawabannya adalah kesalahan mendasar mengenai konsep Psychic dan Spiritualitas secara umum dan mendasar. Sebuah epidemik mental yang menyebar luas di dunia dewasa ini. Master KH jelas-jelas mengatakan bahwa untuk mendapatkan sebuah kemajuan spiritual, seseorang harus menyebrangi tanah “ mimpi dan fiksi ” mereka, dan sampai pada kebenaran kita yang sejati, sebuah realitas yang hakiki.
Dalam salah satu surat yang ditulisnya, Beliau juga mengatakan bahwa 99% dari apa yang dikira sebagai bentuk komunikasi spiritual adalah hal yang palsu atau mereka tidak seperti apa yang dikira. Faktanya, bahwa Blavastky dan para Master benar-benar telah mengetahui mengenai apa yang bakal terjadi dewasa ini, mengenai “ angel mania ” yang melanda dunia dan telah memperingatkan kita untuk melakukan apa yang kita bisa untuk menghindari hal ini, untuk tidak memberikan ruang atas benih-benih delusi itu tumbuh di dalam diri kita.

Dalam hal ini, para Masters yang sebenarnya dan juga madam HPB jelas-jelas lebih tahu dan memahami dengan jelas mengenai pesan-pesan apa yang hendak mereka sampaikan, ketimbang para chanellers dan pesan-pesan yang ter-chanel. Hal-hal yang berkaitan dengan ajaran New Age merupakan kumpulan dari kebodohan, delusi, tahyul dan bentuk mediumisme. “ Bangunlah ! Wahai Kau yang tertidur nyenyak !!!"

0 Response to "PENTINGNYA MENGUJI TIAP ROH GHAIB YANG HADIR KE KITA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel