MENIUP SANGKAKALA





MENIUP SANGKAKALA
Hakim-hakim 7:8-18

Kekristenan tidak bisa dipisahkan dari memuji Tuhan. Karena itu setiap ibadah selalu disertai dengan puji-pujian bahkan saat kematian pun ada puji-pujian. Memuji Tuhan adalah ekspresi dari kebanggaan kita bahwa Tuhan layak untuk dipuji. Ketika kita memuji Tuhan, maka kita sebetulnya sedang berkata siapa Dia apa yang sudah Dia kerjakan apa yang sedang Dia kerjakan, bahwa Dia bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia, dan apa yang Dia akan kerjakan Dia akan mengerjakan kebaikan yang luar biasa, Ketika umat Allah meniup sangkakala itu menunjukkan ekspresinya akan perbuatan-perbuatan Allah yang luar biasa. Sebab itu, marilah kita memuji dan memuliakan nama-Nya. Jadi pada zaman itu umat Allah di saat-saat tertentu harus meniup sangkakala. Pertanyaannya adalah untuk apa umatAlIah meniup sangkakala?

1. Untuk mempersiapkan peperangan. Tahukah kita bahwa hari-hari ini adalah hari-hari peniupan sangkakala. Gereja Tuhan sedang berperang dengan segala kejahatan, hawa nafsu daging. Sebagai hamba Allah, saya mau katakan gereja Tuhan harus berperang. Berperang di sini bukan melawan darah dan daging tetapi melawan roh-roh jahat di udara. lni saatnya gereja Tuhan kembali mendengar tiupan sangkakala untuk hidup dalam kesucian, hidup dalam kebenaran dan melangkah dalam kehendakAllah serta mempersiapkan peperangan.

2. Untuk menyatakan kebanggaan terhadap Allah. Ketika umat Allah meniup sangkakala, itu artinya mereka sedang berkata Allah kami adalah Allah yang luar biasa. Inilah saatnya kita dengan iman mendengar sangkakala untuk menyadari kebanggaannya bahwa Allah telah menyelamatkan hidupnya, bahwa Allah telah melakukan perkara-perkara besar dan Allah akan tetap melakukan perkara-perkara yang dahsyat. Ketika kita bangga terhadap Allah, maka kita benci terhadap dosa, segala sesuatu yang ada di dunia ini menjadi kabur sebab dalam terang Tuhan segala sesuatunya hanya tinggal bayangan. Itulah sebabnya Paulus berkata apa yang dahulu kuanggap kebanggaan, sekarang kuanggap sampah karena pengiringanku akan Kristus jauh lebih mulia dari segalanya.

3. Untuk menyatakan sukacita umat Tuhan. Ketika mereka menang, mereka bersorak-sorai dan meniup sangkakala. Biarlah kita hari-hari ini mendengar dengan iman tiupan sangkakala untuk bersukacita karena Allah tidak pernah mengecewakan, bersukacita karena Tuhan selalu memberikan jawaban, bersukacita karena kepastian selalu kita terima dari Tuhan, dan kita bersukacita karena hari depan, kemenangan dan jalan keluar bagi kita pasti.

4. Untuk mempersatukan umat Tuhan. Biarlah gereja Tuhan hari-hari ini dengan iman mendengar sangkakala untuk menyadarkan kita sebagai orang percaya untuk bersatu hati. Gereja kita boleh berbeda, jubah Pendeta bisa berbeda, denominasi gereja kita bisa berbeda, liturgi gereja kita boleh berbeda, tetapi sebagai hamba Allah saya mau katakan bahwa kita Satu di dalam Tuhan. Perbedaan tidak perlu diselesaikan dengan siapa yang benar dan siapa yang salah. Perbedaan harus diselesaikan dengan berbesar hati, bersyukur sambil menyadarl bahwa yang menciptakan perbedaan adalah Allah sendiri supaya mendatangkan kekayaan dan kemuliaan. Dalam perbedaan hendaklah kita dapat saling melengkapi dan saling mendorong sampai tercapai kehendak Allah yang sempurna.

Saudaraku, meniup sangkakala adalah tanda syukur, tanda kebanggaan dan kitapun menyadari bahwa Tuhan punya kekuatan yang dahsyat untuk menyatakan sukacita, mempersatukan umat-Nya dalam kehendak-Nya yang sempurna. Haleluya, Amin !

"SADAR SETIAP HARl BERSAMA YESUS"

==GILBERT LUMOINDONG==

0 Response to "MENIUP SANGKAKALA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel