Cek Fakta: Rachel Corrie, Martir atau Ikon Sensasi ISM?





Cek Fakta: Rachel Corrie, Martir atau Ikon Sensasi ISM?

16 Maret setiap tahun dunia mengenang kematian Rachel Corrie, seorang mahasiswa Amerika Serikat yang tewas di Rafah-Gaza, Israel saat menghadang buldozer Israel menghancurkan rumah warga. Liputan6.com menggunakan kata “dilindas” untuk menekankan tewasnya Rachel Corrie. “Dilindas” tentu sangat biadab dan saya tidak setuju penggunaan kekerasan dengan cara apapun demi mencapai tujuan. Namun dalam setiap peristiwa ada dua sisi. Dalam setiap kejadian ada aksi, ada reaksi sehingga kita harus mencerna informasi terkait Rachel Corrie ini.

1. Pertama kita harus sadar lokasi tewasnya Rachel Corrie saat itu ada di wilayah Rafah, perbatasan antara Gaza dan Israel. Gaza masih menjadi wilayah Israel pada tahun 2003 itu. Israel baru menyerahkan Gaza untuk Palestina pada tahun 2005. Jadi, Rachel Corrie berada di bawah aturan hukum Israel.

2. Rachel Corrie datang sebagai aktivis International Solidarity Movement, ISM sebuah organisasi pendukung Palestina. Dalam situs resmi ISM tertulis menolak kekerasan tetapi faktanya ISM mendukung aktivis mereka menggunakan cara-cara provokatif seperti menghadang tentara di lokasi konflik. Sebagai aktivis kemanusian tentu netralitas sangat penting, kecuali jika ada maksud tersembunyi atau hidden agenda. Wartawan dan tenaga medis di daerah konflik tidak boleh menjadi sasaran tetapi tetap diberikan rambu-rambu keselamatan bertugas di daerah konflik agar tidak menjadi korban. Inilah yang tidak dipatuhi oleh ISM.

3. Rachel Corrie pada hari kejadian berada di lokasi “No Go Zone”, zona dilarang masuk sehingga mereka yang bekerja di kawasan itu belum tentu menyadari keberadaan orang di lokasi tersebut. Jika Rachel Corrie berdiri di depan buldozer, sangat mungkin ia tidak terlihat dari ruang pengemudi buldozer. Dengan suara bising buldozer, bisa jadi pengemudi tidak mendengar suara Rachel Corrie. Buldozer menghancurkan pemukiman warga dekat perbatasan Rafah karena menjadi sarana menyelundupkan senjata antara Mesir dan Palestina. Kini setelah Gaza menjadi wilayah Palestina, perbatasan itu ditutup oleh Mesir. Jadi, screenshot terakhir dari situs ISM tidak benar karena Israel tidak lagi menguasai Gaza.Pernyataan ISM 16 Maret 2019 lalu bahwa Israel menjajah Gaza adalah kebohongan.

4. Orangtua Rachel Corrie menuntut perdata Israel sebagai penanggung jawab dengan aturan hukum Israel sendiri dan di Amerika. Namun kedua kasus gagal karena dianggap Rachel Corrie sudah seharusnya bisa menyelamatkan diri melihat buldozer yang datang ke posisinya. Hakim di Haifa, Israel menyatakan “Semua orang yang berakal sehat akan menyingkir.” Orangtua Rachel Corrie turut dikritik karena membiarkan anaknya berada di lokasi konflik. Dengan demikian, Rachel Corrie mengetahui dan dengan sengaja membiarkan dirinya tidak aman. Ia mengetahui resiko dan bukan orang baru sebab sudah terlibat bersama ISM selama 1 tahun sebelumnya.

5. Terakhir, lihat screenshot kedua. Saya melihat tubuh Rachel Corrie dalam sebuah video yang mengklaim video saat kejadian dan terlihat tubuh Rachel Corrie berjaket merah di tanah dan dikerumuni 3 orang lainnya. Saya menduga jika dilindas maka kondisi tubuhnya akan hancur, tidak berbentuk lagi. Jika demikian maka kata yang tepat adalah Rachel Corrie ditabrak buldozer. Dalam keseharian kita, banyak sekali korban kecelakaan lalu lintas akibat lengah, tidak melihat orang menyeberang sehingga tabrakan terjadi.

Apakah pengemudi buldozer lengah sehingga menyebabkan Rachel Corrie tewas? 
Atau Rachel Corrie adalah martir karena sengaja menjadi perisai manusia?

Pendapat hakim menyatakan pengemudi buldozer tidak bersalah sebab ia hanya menjalankan tugas di kawasan terlarang untuk dimasuki sehingga peristiwa itu tidak bisa dinilai sebagai kesengajaan pihak Israel membunuh aktivis pembela Palestina. Dalam situasi konflik, sangat penting bagi kita (aktivis kemanusiaan) untuk berada di wilayah aman sebab keselamatan diri kita sendiri adalah tanggung jawab kita, kecuali memang ingin “membiarkan diri terbunuh secara terhormat” melawan penjajah atau penguasa demi sesuatu yang sangat berharga.

Apakah kematian Rachel Corrie berharga? Sayangnya menurut saya justru menjadi tragedi karena ia mati membela keberadaan arus senjata gelap untuk gerakan kekerasan di Palestina, bukan mati atas nama kemanusiaan.

Mari cek fakta informasi dan berita bersama Hadassah of Indonesia. Terima kasih.

#CekFaktaHadassahofIndonesia

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel