Kita ibarat sebuah bibit yang ditanam oleh Tuhan




Kita ibarat sebuah bibit yang ditanam oleh Tuhan
Yesaya 5:4

Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?

Seorang anak membantu ibunya berkebun. Ia menanam benih, menyiram pohon dan menunggu selama berbulan-bulan untuk memetik buahnya. Ketika masa panen tiba, anak itu terkejut saat mengetahui bahwa setengah dari hasil panennya gagal. Buah dari beberapa pohon terkena hama sehingga busuk.

Anak itu kecewa, ia menangis pada ibunya. Pohon yang ia rawat dan ia nantikan buahnya ternyata menghasilkan buah yang tidak baik. Dari situlah si anak belajar untuk menghindarkan pohon-pohonnya dari hama. Akhirnya anak itu tumbuh menjadi petani yang sukses. Kekayaan dan nama baik membuatnya lupa akan sang ibu. Ia sibuk mengurus perkebunan dan juga rekanan kerjanya hingga menelantarkan sang ibu. “Kamu adalah buah yang mengecewakan,” ujar ibunya.

Kita ibarat sebuah bibit yang ditanam oleh Tuhan. Ia merawat kita dan selalu memberikan yang terbaik. Namun pada kenyataannya, semakin kita bertumbuh, kita menghasilkan buah-buah yang buruk. Kita mulai mengenal banyak dosa tapi tidak menghindarinya. Jangan biarkan hidup kita berakhir seperti buah yang busuk. Semakin kita membusuk, maka akan semakin tidak berguna. Iblis senang bila kita dicampakkan oleh dunia, dihina dan dibuang. Hiduplah dekat Tuhan dan berjalanlah di jalan-Nya. Ikuti aturan yang telah Tuhan tetapkan dalam hidup kita dan pastilah kita akan menghasilkan buah yang tidak mengecewakan.

Selamat pagi
Selamat beraktivitas
JBU

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel