KISAH DUA SAHABAT
Saturday, 26 January 2019
Edit
KISAH DUA SAHABAT
Jangan lupakan lelaki bernama Djarot. Tipikal pemimpin Jawa yang kalem, namun memiliki keberanian dan ketegasan tanpa kompromi. Di masa kampanye pilkada brutal DKI Jakarta, lelaki inilah yang tanpa gentar memasuki berbagai kantong ganas lawan. Dia diusir, dia dicaci, dia dilecehkan. Namun dia terus melangkah maju, menjaga dan membela atasannya (waktu itu) sekaligus sahabat terbaiknya.
Ketika semua lawan dan jutaan orang menghujat sahabatnya yang dituduh menistakan agama - dia tetap berdiri di garda depan. Sahabatnya itu Cina dan Kristiani, dan dia sendiri adalah Jawa dan Muslim. Dua kondisi atau atribut sosial yang di negeri ini sering dihadapkan secara frontal dan diametral. Tapi dia tetap menggandeng tangan dan hati sahabatnya, bahkan tatkala sahabatnya itu meringkuk di penjara oleh ketidakadilan selama hampir dua tahun.
Dia pula pejabat yang pertama kali berkata lantang : "Saya tidak terima Ahok diperlakukan seperti itu" - tatkala sahabatnya itu langsung ditahan seusai sidangnya saat itu.
Ekspresi wajahnya kala itu berbaur antara geram dan pedih - dengan air mata berlinangan membasahi pipinya.
Bahkan putrinya berkata baru pertama kali itu melihat ayahnya menangis.
Air mata persahabatan, air mata kesetiaan, air mata cinta.
Kini, Djarot juga menjadi salah satu sahabat setia yang hadir di sisi Ahok - yang baru menghirup udara bebas...
Ahok dan Djarot, contoh persahabatan sejati dua anak manusia berbeda latar belakang di negeri yang sering tak ramah pada perbedaan...