Stress karena Menyimpan Sakit Hati

Stress karena Menyimpan Sakit Hati

Selamat Sabat

Di dalam buku “Stressless” oleh Don Colbert menceritakan bahwa:
Seorang pasien bernama Rebecca datang kepadanya karena sudah menderita asma tahunan, sampai-sampai ia harus dirawat di RS. Tidak hanya itu, tetapi ia juga sangat mudah sakit hati.

Saya perhatikan bahwa setiap kali ia sedang stress karena sesuatu yang menyakiti hatinya, ia hampir selalu terserang asma. Lalu saya bertanya padanya dan ia menceritakan kembali kisah-kisah yang membuatnya sakit hati selama bertahun-tahun.

Dan apakah Anda tahu?
Hanya dengan menceritakan kembali kisahnya kepada saya, ia mengalami serangan asma kembali!

Akhirnya saya memberikan saran untuk tidak mengingat dan menceritakan kisah sakit hatinya… Dan saat ia berhenti menceritakan kisah sakit hatinya, serangan asma pun menurun secara drastis!

Mari kita lihat 2 tokoh Alkitab:
Pertama, SAUL yang sakit hati karena mendengar Daud dihitung mengalahkan berlaksa-laksa dan Saul beribu-ribu. Dan lihat hasilnya? Roh jahat menguasai Saul.

Selain Saul, kita juga bisa belajar dari:
Kedua, PAULUS memiliki alasan sakit hati atas apa yang orang lain lakukan kepadanya.

Paulus menceritakan di dalam 2 Korintus 11:23-29:
- Ia sering dimasukkan ke dalam penjara dan didera.
- Lima kali disesah (setiap kali 39 pukulan).
- Tiga kali didera.
- Satu kali dilempari batu.
Dan ia menceritakan pengalama lainnya yang mengerikan.

Tapi apakah Paulus merasa sakit hati kepada orang-orang yang melukainya?
Tidak! Paulus tidak merasa sakit hati, tetapi sebaliknya ia merasa sukacita!

Mari kita perhatikan cara Paulus menanggapi hal tersebut: “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.” (Kisah Para Rasul 24:16)

Paulus memilih hidup bebas dari sakit hati. Bagaimana dengan kita? Marilah kita hidup dengan hati yang penuh sukacita, murni, dan terbebas dari sakit hati.

Kiranya berkat Sabat menjadi bagian kita semua. Amin.

Sumber FB  Grow

Share this post