"Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu"



 "Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu"
Mazmur 119:15

Saya suka melihat sapi-sapi yang berbaring di padang sambil memamah biak. Apakah yang dimaksud dengan memamah biak itu? Dan mengapa mereka menghabiskan begitu banyak waktu untuk mengunyahnya?

Pertama-tama, sapi memenuhi perut mereka dengan rumput dan makanan lain. Lalu mereka bersantai dan mengunyah rumput sampai tuntas. Mereka mengeluarkan kembali makanan dari perut dan mengunyah lagi makanan yang telah mereka makan itu, menyerap gizi yang terkandung di dalamnya, dan mengubahnya menjadi susu. Apakah ini menghabiskan waktu? Ya. Apakah ini membuang waktu? Tidak, jika mereka ingin menghasilkan susu yang baik.

Frasa “memamah biak” digunakan untuk menjelaskan proses perenungan. Penulis Mazmur 119 dengan jelas melakukan pengunyahan secara mental sewaktu ia membaca firman Allah. Tidak ada makanan cepat saji baginya! Jika kita mengikuti teladannya dalam membaca Alkitab secara hati-hati dan disertai doa, kita akan:

• dikuatkan melawan dosa (ayat 11);
• menemukan kesukaan untuk belajar lebih banyak tentang Allah (ayat 15,16);
• menemukan kebenaran rohani yang ajaib (ayat 18); dan
• menemukan nasihat bijak untuk keseharian hidup (ayat 24).

Untuk menjadi orang Kristiani yang sehat jangan memperlakukan Alkitab sebagai makanan ringan. Firman Allah tidak dimaksudkan untuk menjadi makanan cepat saji. Jangan tergesa-gesa mengunyahnya hingga tuntas.

Perenungan itu lebih dari sekadar membaca Alkitab dan memercayainya. Merenungkan berarti menerapkan ayat-ayat Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Bless Morning

SumberL: FB  Kezia Suminar

0 Response to " "Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel