TANDA BINATANG DAN LATAR BELAKANGNYA



TANDA BINATANG DAN LATAR BELAKANGNYA

Peringatan penghakiman paling menakutkan tidak ditemukan dimanapun dalam Alkitab selain dalam Wahyu 14:9,10: “Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: “Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Tuhan, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.”

Gambaran ini begitu menarik perhatian dan tidak seperti semua ayat lain yang berhubungan dengan karakter Tuhan sehingga kita hampir berkecut hati dalam ketakutan. Tetapi ini menunjukkan dengan jelas pada sebuah masa di mana pengampunan Tuhan akan ditarik dari mereka yang berkeras hati menolak otoritas Surga. Ini akan menjadi sebuah tindakan yang tidak terbayangkan dari pihak Tuhan menyangkut hubungan-Nya dengan keluarga manusia. Selama hampir 6.000 tahun, penghakiman-Nya pada orang jahat bercampur dengan pengampunan. Tetapi sekarang ukuran pemberontakan telah mencapai sebuah titik yang membuatnya menjadi penting bagi Tuhan untuk turut campur tangan dan untuk memaparkan hasil mengerikan dari pemberontakan manusia terhadap pemerintahan Tuhan.

Di sini kita ingin tahu lebih mengenai dosa yang membawa tindakan ganjil Tuhan akan penghakiman maut ini. Perhatikan bahwa masalah akhirnya menyangkut kesetiaan yang palsu kepada kuasa si binatang yang seringkali disebutkan dalam nubuatan Alkitab. Pada akhirnya dunia terbagi menjadi dua poros besar, mereka yang menyembah Tuhan yang benar, dan mereka yang menyembah si binatang di Wahyu 13. Tetapi apakah masalah yang membawa kepada perpecahan besar orang-orang dunia ini? Setelah menggambarkan nasib dari para penyembah yang palsu dalam Wahyu 14:9-11, Yohanes menyatakan hal ini tepat di ayat selanjutnya: “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Tuhan dan iman kepada Yesus.” Kita melihat di sini perbedaan mencolok antara mereka yang mengikuti si binatang dan mereka yang mengikuti Anak Domba.

Tolong perhatikan masalahnya adalah seputar penurutan kepada perintah Tuhan. Mereka yang tidak mendapat tanda binatang digambarkan menurut pada perintah-perintah tersebut, dan sisanya mendapat murka Tuhan. Ini selaras sempurna dengan pernyataan Paulus dalam Roma 6:16, “Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?”

Kesetiaan paling besar digambarkan dalam tindakan penurutan. Pada akhirnya mayoritas penghuni bumi akan menerima otoritas kuasa palsu anti-Kristus, dalam ketidaktaatan kepada hukum sepuluh perintah Tuhan. Setiap individu akan diharuskan memilih berada di pihak yang satu atau yang lain. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa hidup dan mati ada di seputar keputusan akhir mengenai binatang di Wahyu 13.

Cukup anehnya, para ahli teologia modern mengabaikan pekabaran peringatan dari Wahyu 14, yang berhubungan dengan tanda binatang. Ketertarikan orang banyak dihancurkan oleh pengaruh para pendeta yang tidak memandang serius Firman kudus dari nubuatan Yohanes. Seringkali ini disimpulkan sebagai sebuah surat yang membingungkan, tidak penting, teraplikasi hanya pada sebuah masalah lokal pada jemaat mula-mula. Untuk beberapa alasan kitab Wahyu dianggap sebagai buku yang terkunci, daripada menyatakan kebenaran sebagaimana nama itu diberikan. Tetapi tolong catat janji yang diberikan bagi mereka yang menyelidiki kebenaran dari kitab yang luar biasa ini, “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” (Wahyu 1:3).

Dua Kuasa yang Bertentangan

Meskipun puncak dari pertentangan besar ini terjadi di akhir sejarah manusia saat seluruh dunia terbagi dalam dua pihak bersebrangan, pertentangan antara Kristus dengan Setan telah terjadi hampir 6.000 tahun. Itu bermula di Surga dengan pemberontakan Lucifer terhadap pemerintahan Tuhan atas alam semesta. Kisah mengenai malaikat penuh pesona yang menginginkan posisi Tuhan dinyatakan lewat beberapa tulisan nubuatan Perjanjian Lama. Yesaya berkata sebagai referensi bagi makhluk mulia ini: “”Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Tuhan, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!” (Yesaya 14:12-14).

Benih dari pemberontakan egois dari seorang malaikat pemimpin tersebut tersebar begitu cepat mempengaruhi kesetiaan malaikat lainnya. Segera sepertiga penghuni Surga bergabung dalam pemberontakan Lucifer, dan pertentangan besar itu terjadi – sebuah pertentangan yang harus berlangsung selama 6.000 tahun, dan yang pada akhirnya akan meminta pengambilan keputusan dari setiap makhluk di surga dan di bumi.

Akibat langsung dari pertentangan itu adalah peperangan di Surga yang berujung pada pengusiran Lucifer dari hadirat Tuhan dan malaikat-malaikat yang setia. Yohanes menggambarkannya demikian: “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya” (Wahyu 12:7-9).

Tidak lagi malaikat yang terjatuh itu dikenal sebagai Lucifer yang artinya “bintang fajar,” tetapi Setan yang artinya “musuh.” Konflik tersebut sekarang berpindah dari Surga ke bumi ini. Di sinilah itu akan berlanjut sampai mencapai puncak dalam perpecahan penghuni bumi antara untuk menurut atau menentang perintah Tuhan. Seperti halnya pemberontakan dimulai dari ketidaksetiaan pada otoritas Tuhan, jadi itu juga akan berakhir oleh penyangkalan otoritas-Nya seperti dinyatakan dalam hukum pemerintahan-Nya.

Setan sudah berada di sini dengan para malaikat jahatnya semenjak dia diusir dari tempat terang tersebut. Dengan kelicikannya, dia telah bereksperimen dengan sarana yang dapat memenangkan dia melawan Tuhan dan rancangan-Nya bagi dunia. Lewat berbagai pendekatan licik, dia terus melanjutkan usahanya untuk menggulingkan otoritas Tuhan. Tujuan dari booklet ini adalah untuk memaparkan serangan besar-besaran yang telah dibuat oleh setan terhadap fondasi kebenaran.

Setiap generasi telah menyaksikan sebuah manifestasi baru kuasa kejahatan tersebut dalam pertentangannya yang tidak kenal lelah terhadap program Surga untuk menyelamatkan dunia. Bentuk final dari oposisi musuh adalah binatang di Wahyu 13. Kuasa palsu tersebut akan didirikan dalam konflik mematikan dengan perintah Tuhan. Seluruh dunia akan dipanggil untuk memilih pihak di mana mereka akan berdiri. Konfederasi jahat itu akan berkonsolidasi untuk lubang terakhirnya guna meminta kesetiaan para penghuni bumi. Masalahnya akan dengan jelas dinyatakan, dan tidak seorangpun dapat tetap netral. Penurutan pada Tuhan atau Setan, seperti dimanifestasikan oleh kuasa si binatang, akan menjadi dua pilihan yang terbuka bagi manusia.

Sebuah Masalah Hidup atau Mati

Sekarang dengan sedikit latar belakang pihak yang bersebrangan, mari kita melihat lebih dekat pada latar belakang Alkitabiah untuk perhelatan terakhir dalam pertikaian besar. Tolong dicatat bahwa binatang di Wahyu 13 melambangkan sebuah kuasa raksasa anti-Kristus yang mencoba menggantikan Tuhan sepenuhnya. Inilah gambaran dari kuasa itu dari bahasa dalam Wahyu 13:1-7: “Dan aku tinggal berdiri di pantai laut. (12:18) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: “Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?” Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Tuhan, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.”

Kita tidak mungkin melewatkan pertentangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Tuhan dan para pengikut-Nya. Berikutnya pada pasal yang sama, kita baca bahwa kuasa binatang ini akan menjalankan pengaruhnya yang besar di bumi, sehingga dia akan menyebabkan manusia untuk menerima sebuah tanda pada dahi atau tangannya (Wahyu 13:16). Akhirnya mereka yang menerima tanda tersebut akan tertimpa murka mengerikan Tuhan sebagaimana digambarkan dalam Wahyu 14:9,10. Murka Tuhan itu lebih lanjut dijabarkan dalam Wahyu 15:1 dalam perkataan ini, “Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Tuhan.”

Hasil mengerikan dari malapetaka itu dan penderitaan luar biasa yang akan menimpa mereka yang menerima tanda binatang sepenuhnya dinyatakan dalam Wahyu pasal enam belas. Kita tidak akan membahas poin ini secara detil, tetapi mari kita mengingatkan diri sendiri sekali lagi bahwa masalah ini akan menyangkut hidup kekal atau kematian bagi semua orang. Betapa seriusnya kita seharusnya mencoba untuk memahami siapa yang dilambangkan dengan si binatang tersebut dan bagaimana kita dapat menghindari tanda itu! Tidak boleh ada hanya asal tebak ataupun spekulasi dalam subjek penting ini. Kita harus tahu pasti di mana letak bahayanya dan bagaimana untuk menghindarinya.

Rata-rata orang Kristen jarang mendengar mengenai kepentingan subjek ini. Ia tidak mengerti sedikitpun mengenai si binatang ataupun tandanya, meskipun nasibnya tergantung pada masalah ini. Banyak pengkhotbah mencoba membuat nyaman orang-orang dengan mengabaikan poin ini. Mereka berkata, “jangan kuatir masalah si binatang. Itu terlalu rumit untuk dipahami.” Dengarlah, akankah Tuhan memperingatkan kita mengenai bahaya mengerikan dari binatang ini – sebuah bahaya yang begitu mengerikan sehingga itu artinya hidup atau mati – lalu beritahukan pada kami bahwa mustahil untuk mengerti apa itu? Akankah Dia berkata kepada kita, “Kamu akan dicampakkan ke api apabila menerima tanda itu, tetapi Aku tidak akan memberitahu kamu apa itu – betapa tidak beruntungnya kamu apabila kamu menerimanya”? Tidak, Tuhan tidaklah demikian. Dia memperingatkan kita akan sebuah bahaya yang dapat dihindari. Kita dapat tahu bahwa kita aman dari si binatanga hanya jika kita tahu siapa si binatang itu. Kita hanya dapat tahu bahwa kita bebas dari tanda itu jika kita tahu apa tandanya.

Sebuah Binatang Perlambangan

Apakah mungkin untuk mengerti tanda binatang? Tanpa gagal, kita dapat tahu dan perlu untuk tahu. Tetapi pertama-tama kita perlu memahami identitas binatang yang dinubuatkan tersebut. Mari kita bangun bahwa binatang aneh gabungan ini tidak seharusnya dianggap literal. Tidak pernah ada orang pernah melihat seekor makhluk dengan tubuh seperti macan tutul, mulut seperti singa, dan kaki seperti beruang. Kitab nubuatan Alkitab biasanya berhubungan dengan model dan lambang-lambang. Binatang ini melambangkan sesuatu. Tetapi lambang apa itu? Tidak boleh hanya asal tebak di sini. Alkitab tidak meninggalkan ruang untuk keraguan. Itu berfungsi sebagai komentar Ilahi sendiri dan menyediakan kunci untuk memahami nubuatan-nubuatan.

Yang Alkitab katakan mengenai si binatang ini adalah simbolik. Perhatikan airnya dari mana binatang ini muncul misalnya. Apa artinya itu? Baca dalam Wahyu 17:15, “Semua air yang telah kaulihat,… adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.” Tidak mungkin ada perbantahan mengenai hal ini. Tuhan dengan jelas menyatakan arti air secara nubuatan. Sekali simbol itu ditafsirkan dalam nubuatan apapun, peraturannya akan teraplikasi juga dalam nubuatan lainnya. Air selalu melambangkan orang dalam gambaran nubuatan Alkitabiah.

Sekarang bagaimana dengan bagian aneh lainnya dari binatang kiamat ini? Melambangkan apa ini? Agar dapat mengerti si binatang, kita harus kembali ke kitab Daniel dalam Perjanjian Lama dan membandingkan Firman dengan Firman. Kitab Daniel dan Wahyu saling menjelaskan satu sama lain. Mereka sesuai seperti halnya tangan dan sarung tangannya. Perhatikanlah bahwa Daniel mendapat sebuah penglihatan yang sangat mirip dengan Yohanes. Digambarkan dalam Daniel 7:2,3: “Berkatalah Daniel, demikian: “Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.” Dia melihat air nubuatan itu seperti halnya Yohanes, tetapi Daniel melihat empat binatang muncul, tidak hanya satu.

Kita telah melihat bahwa air melambangkan orang banyak atau kerumunan, tetapi lambang dari apa binatang itu? Jawabannya ditemukan dalam ayat 17, “Binatang-binatang besar yang empat ekor itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi;” Itu dia. Begitu jelasnya sehingga tidak seorangpun dapat mempertanyakan atau meragukannya! Tuhan berkata bahwa binatang dalam nubuatan melambangkan bangsa-bangsa. Seperti halnya kita ada elang Amerika dan beruang Rusia dalam kosakata politik modern kita, Tuhan telah menggunakan binatang dahulu kala untuk melambangkan negara-negara juga. Lalu agar lebih jelas, Tuhan menambahkan ini dalam ayat 23, “Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi.” Kalau binatang keempat melambangkan kerajaan keempat dalam sejarah, maka tiga yang pertama pastilah melambangkan tiga kerajaan pertama.

Penjelasan ini menjadi lebih sederhana dan jelas bahwa hanya ada empat kerajaan dunia di bumi sejak zaman Daniel. Kerajaan ini sering dibahas dalam nubuatan Alkitab dan disebut-sebut namanya oleh beberapa orang yang membicarakan nubuatan Daniel. Merujuk pada Daniel 8:20,21 dan Daniel 11:2 misalnya. Dalam pasal kedua kitab Daniel, empat kerajaan yang sama dilambangkan dengan empat logam dalam patung besar Nebukadnezar. Empat kerajaan itu adalah Babel, Media-Persia, Yunani dan Romawi.

Empat Kerajaan dalam Sejarah.

Maukah Anda perhatikan lebih lagi binatang-binatang ini satu demi satu, seiring mereka muncul dalam penglihatan sang nabi? Yang pertama “rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali.” Daniel 7:4. Di sini kita punya gambaran kerajaan besar Babel (Yeremia 4:7), digambarkan dengan baik sebagai raja binatang. Salah satu yang bangsa yang terkaya dan terkuat yang pernah ada. Perhatikan binatang ini memiliki sayap. Sayap dipakai dalam terminologi nubuatan untuk melambangkan kecepatan (Yeremia 4:13). Dan sudah tentu Babel muncul sangat cepat untuk mencapai posisi sebagai pemimpin seluruh dunia.

Dari tahun 606 SM sampai 538 SM Babel memerintah. Tetapi sebuah perubahan terjadi. Daniel melihat binatang yang kedua, “rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya” (Daniel 7:5). Setelah Babel muncul Media Persia tahun 538 SM, kerajaan dunia yang kedua.

Beruang ini timpang satu sisi untuk melambangkan bahwa Persia lebih kuat dari Media. Dua kuasa ini bersekutu dalam mendominasi dunia. Tiga rusuk itu melambangkan tiga provinsi dari kerajaan itu – Babel, Lidia dan Mesir.

Lalu pada tahun 331 SM Media Persia ditaklukkan, dan kerajaan dunia yang ketiga muncul. Menurut nubuatan, “kepadanya diberikan kekuasaan” ayat 6. Itu “rupanya seperti macan tutul; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat” ayat 6. Anak sekolah manapun yang mempelajari pelajaran sejarahnya dengan baik akan tahu bahwa Yunani muncul sebagai pemimpin dunia berikutnya. Alexander Agung datang menyerang dari Barat menaklukkan dunia di bawah kakinya dengan sangat cepat. Empat sayap macan tutul tersebut menyatakan kecepatan luar biasa Alexander dalam menaklukkan bangsa-bangsa. Dalam delapan tahun, dia telah menguasai seluruh dunia dan duduk merenung karena tidak ada lagi dunia untuk ditaklukkan. Tetapi dia tidak dapat menaklukkan dirinya sendiri, dia mati muda usia tiga puluh tiga tahun dalam puncak kekuasaannya. Saat kematiannya kerajaannya terbagi di antara empat jendral pemimpinnya: Cassander, Lysimachus, Seleucus, dan Ptolemy. Empat kepala binatang itu melambangkan empat pecahan kerajaannya. Ini membawa kita ke tahun 168 SM dan keruntuhan kerajaan Yunani pada tahun itu. Sejauh ini setiap detil nubuatan telah tergenapi dengan tepat.

Binatang Keempat yang Mengerikan

Sekarang mari kita perhatikan munculnya binatang keempat, yang mana adalah “kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi” (ayat 23). Meskipun Daniel telah melihat binatang liar lainnya seperti yang digambarkan dalam tiga simbol nubuatan yang pertama, dia tidak pernah melihat apapun seperti binatang keempat yang mengerikan. Beginilah cara Alkitab menggambarkannya: “Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya;… lagipula ia bertanduk sepuluh” ayat 7.

Seperti yang telah kita pelajari, ini melambangkan kerajaan dunia yang keempat, yang mana adalah kerajaan besi Romawi. Kekuasaan kejamnya yang mendominasi bumi tercatat dalam halaman sejarah kuno, tetapi bangsa kuat ini juga akan terpecah, seperti diindikasikan ayat 24, “Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu.” Tolong perhatikan inilah interpretasi Tuhan mengenai sepuluh tanduk dari hewan ini. Romawi akan terbagi menjadi sepuluh bagian.

Dengan menjejaki sejarah kita menemukan penggenapan tepatnya terjadi pada tahun 476 M. Suku barbar datang dari daerah Utara, dan membanjiri Eropa Barat, memecahnya menjadi sepuluh bagian. Bagian itu tentunya juga berhubungan dengan sepuluh jari kaki dari patung besar dalam Daniel 2.

Semua pelajar sejarah sangat akrab dengan nama-nama suku penakluk Eropa Barat pada tahun 476 Masehi. Mereka adalah Anglo-Saxons, Alemanni, Heruli, Vandals, Osthrogoths, Visigoths, Suevi, Lombards, Burgundians dan Franks. Tujuh dari suku itu masih ada sampai saat ini, berkembang menjadi negara-negara modern. Mereka masih ada di peta Eropa sebagai kuasa penting pada abad ke-20. Tiga dari mereka lenyap dari sejarah, seperti kita akan pelajari sesaat lagi.

Si Tanduk Kecil

Sekarang kita bersiap membaca ayat berikutnya dari nubuatan, dan mencari tahu arti si tanduk kecil dalam penglihatan Daniel. “Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong” ayat 8. Di sini kita harus sangat cermat. Kita tidak boleh membuat kesalahan mengidentifikasi kuasa si tanduk kecil, karena itu akan menjadi kuasa besar anti-Kristus dalam sejarah.

Untuk menghindari semua kesalahan identitas, akan lebih baik pertama-tama untuk memperhatikan sembilan karakteristik digambarkan dalam nubuatan itu sendiri. Ciri-ciri identitas ini akan memampukan kita untuk secara mutlak yakin akan penafsirannya. Kita tidak berani asal menebak atau berspekulasi mengenai identitas historis dari “si tanduk kecil” nubuatan ini.

Pertama si tanduk kecil muncul di antara sepuluh tanduk. Ini menempatkannya secara geografis di dataran Eropa Barat. Kedua, itu muncul setelah sepuluh tanduk ada, karena dia muncul “di antaranya” (ayat 8). Karena sepuluh tanduk itu muncul tahun 476 Masehi, si tanduk kecil harusnya mulai pemerintahannya setelah waktu itu. Yang ketiga, dia akan menyingkirkan tiga dari sepuluh suku seiring dia muncul. Ayat ke delapan menyatakan bahwa sebelum si tanduk kecil muncul ia menyebabkan “sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut.”

Keempat, si tanduk kecil itu akan punya “mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong” ayat 8. Ini menandakan bahwa seorang manusia akan menjadi pemimpin kuasa yang dilambangkan dengan si tanduk kecil. Yang kelima “dia berbeda dengan raja-raja (tanduk) yang dahulu” ayat 24. Ini artinya si tanduk kecil akan menjadi jenis kuasa yang berbeda dari kuasa politik murni kerajaan-kerajaan yang sebelumnya. Karakteristik yang keenam diungkapkan dalam bagian pertama ayat keduapuluh lima. “Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi.” Ayat yang lain berkata, “diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat” (Wahyu 13:5).

Dari poin ini mari kita lihat definisi hujat dalam Alkitab. Dalam Yohanes 10:30-33, Yesus hendak dirajam karena menyatakan Ia satu dengan Bapa. Orang-orang Yahudi yang hendak membunuh-Nya berkata, “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Tuhan dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Tuhan.” Menurut ayat ini adalah sebuah hujat bagi seorang manusia untuk menyamakan diri dengan Tuhan.

Sekarang mari kita lihat definisi lain dari penghujatan. Yesus telah mengampuni dosa seseorang, dan ahli taurat berkata, “”Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Tuhan. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Tuhan sendiri?” (Markus 2:7). Jelas Yesus bukan seorang penghujat, karena Ia adalah Tuhan dan Dia mampu memberikan pengampunan. Tetapi bagi seorang manusia untuk menyatakan bahwa ia mempunyai hak tersebut itu akan menjadi sebuah penghujatan, menurut definisi Alkitab sendiri.

Sekarang kita sampai pada poin identitas yang ketujuh, yang juga ditemukan dalam ayat duapuluh lima, “dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi.” Ini mengatakan pada kita bahwa si tanduk kecil adalah kuasa penganiaya. Ini akan memerangi umat Tuhan dan membunuhi mereka. Tanda yang kedelapan juga dinyatakan dalam ayat duapuluh lima, “ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum.” Tampaknya dalam permusuhan sengitnya dengan Tuhan di Surga, dengan menghujat Dia, kuasa ini juga mencoba merubah hukum sempurna Tuhan. Pergerakan si tanduk kecil ini hanya menjadi sebuah usaha. Tentunya manusia tidak akan pernah dapat merubah hukum moral Tuhan.

Memerintah Selama 1.260 Tahun

Yang kesembilan dan tanda identifikasi yang terakhir, dalam ayat dua puluh lima, mengatakan pada kita dengan tepat berapa lama tanduk kecil ini akan menjalankan kuasanya di bumi, “dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.” Di sini kita berhadapan dengan ekspresi yang aneh. Ini sebetulnya sebuah frase nubuatan yang dijelaskan oleh Alkitab sendiri. Dalam Wahyu 12:14, kita membaca perkataan menyangkut periode waktu yang sama, “Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.” Sekarang mari kita baca ayat enamnya, yang menggambarkan peristiwa yang sama. Alih-alih berkata “ satu masa, dua masa dan setengah masa,” dikatakan di sana, “seribu dua ratus enam puluh hari.” Demikian kita dapat melihat bahwa dua periode waktu tersebut adalah jelas sama. Dengan membandingkan ayat Firman, bahwa satu masa adalah satu tahun dalam nubuatan Alkitab, dua masa adalah dua tahun, dan setengah masa adalah setengah tahun. Ini memberikan pada kita secara total 3 ½ masa, atau 3 ½ tahun yang secara tepat sama dengan 1.260 hari. Kita tentunya menggunakan tahun Alkitab selama 360 hari.

Kita sekarang siap untuk mengaplikasikan prinsip besar lainnya dalam interpretasi nubuatan. Mohon perhatikan bahwa untuk mengaplikasikan nubuatan waktu, Tuhan menggunakan satu hari untuk melambangkan satu tahun. Dalam Yehezkiel 4:6 kita melihat aturan ini, “Aku menentukan bagimu satu hari untuk satu tahun.” Dukungan lain untuk ini ditemukan dalam Bilangan 14:34. Cara perhitungan waktu ini harus selalu diaplikasikan dalam pembelajaran nubuatan Alkitab. Ini artinya bahwa kuasa si tanduk kecil akan memerintah selama 1.260 tahun, bukan literal 1.260 hari.

Sebuah Penggenapan yang Tepat

Kita punya di hadapan kita daftar sembilan karakteristik, yang diambil dari Daniel pasal tujuh saat menggambarkan kuasa si tanduk kecil. Hanya ada satu kuasa dalam sejarah yang menggenapi semua gambaran yang dijabarkan di sini. Dengan kata lain, Tuhan menutup setiap pilihan lainnya, dan memaksa kita pada satu-satunya kesimpulan yang mungkin: gereja Katolik saja yang menggenapi semua poin identitas yang diberikan dalam Daniel 7.

Mari kita lihat secara singkat dan perhatikan bagaimana dengan jelas ini digambarkan. Pertama-tama, kepausan memang muncul di dataran Eropa Barat, di pusat daerah kerajaan Romawi pagan – di kota Roma sendiri. Yang kedua, itu muncul setelah tahun 476 Masehi. Itu muncul pada tahun 538 Masehi bahwa sebuah titah dari kaisar Justinian berlaku yang memberikan kuasa mutlak bagi gereja Roma. Ini adalah fakta sejarah yang dapat diverifikasi oleh sumber otoritas sejarah manapun.

Yang ketiga, saat kepausan muncul itu ditentang oleh tiga suku yang muncul setelah keruntuhan kekaisaran Romawi. Vandal, Ostrogoth dan Heruli adalah kuasa Arian yang secara lantang menentang munculnya gereja Katolik. Pasukan Romawi masuk untuk mencabut dan secara sepenuhnya menghancurkan ketiga suku tersebut. Suku ketiga yang terakhir hancur tepat tahun 538 Masehi, di mana titah Justinian berlaku.

Keempat, gereja Katolik memang mempunyai seorang manusia sebagai pemimpin sistem tersebut. Yang kelima, kepausan memang sebuah kuasa yang berbeda dari kerajaan politik sebelumnya. Itu adalah sebuah sistem politik-agama tidak seperti apapun yang pernah ada sebelumnya di dunia.

Sekarang mari kita lihat karakteristik keenam – mengucapkan perkataan menentang dan menghujat Yang Maha Tinggi. Apakah kepausan memenuhi gambaran ini? Kita hanya perlu diingatkan bahwa gereja Katolik telah memberi atribut bagi dirinya sendiri kuasa untuk mengampuni dosa. Untuk perkataan yang menentang Yang Maha Tinggi, izinkan saya mengutip sebuah artikel oleh F. Lucii Feraris, yang ada dalam buku Prompta Bibliotheca Canonica Juridica Moralis Theologica. Buku ini dicetak di Roma dan didukung oleh ensiklopedia Katolik. Perhatikan pernyataan ini: “Paus mempunyai kemuliaan yang sangat tinggi dan begitu dihormati, sehingga dia bukan sekedar manusia biasa, tetapi seakan Tuhan dan wakil dari Tuhan. Paus seakan Tuhan di muka bumi, pemimpin raja-raja, punya kuasa penuh.” Volume VI, hal. 2529. Ini hanyalah beberapa perkataan yang Alkitab definisikan sebagai hujat. Demikianlah kepausan memenuhi tanda identitas sebagai kuasa si tanduk kecil.

Beralih ke poin identitas yang ketujuh, kita menemukan bahwa sejarah mendukung nubuatan menyangkut penganiayaan kepausan. Setiap orang yang punya pengetahuan tentang abad pertengahan akrab dengan fakta bahwa jutaan orang disiksa dan dibunuh oleh inkuisisi Katolik. Dari sebuah buku yang ditulis oleh kardinal Katolik, yang juga menyatakan dukungan kepada gereja, kita dapati, “Gereja Katolik … punya ketakutan akan darah. Akan tetapi saat berhadapan dengan bidaah … dia beralih kepada pemaksaan, sampai penghukuman korporat, sampai ke penyiksaan. Dia membentuk pengadilan seperti halnya inkuisisi. Dia memakai hukum negara untuk mendukungnya,… Khususnya saat dia melakukannya pada abad ke-16 berhubungan dengan Protestantisme. … Di Perancis, saat pemerintahan Francis I dan Henry II, di Inggris pada pemerintahan Mary Tudor, dia menyiksa pada bidat.” Dari the Catholic Church, The Renaissance and Protestantism, hal. 182-184.

Kita dapat mendapatkan banyak pernyataan seperti ini dari sejarawan baik dari pihak Katolik maupun Protestan, yang menggambarkan siksaan yang mengerikan sebagai wewenang kepausan terhadap kaum Protestan. Demikian kita dapat melihat penggenapan penuh deskripsi si tanduk kecil ini.

Tanda kedelapan, seperti diberikan dalam ayat dua puluh lima, mengenai usaha untuk merubah hukum Tuhan. Apakah ini teraplikasi bagi kepausan? Mohon catat hal ini: Gereja Katolik telah menyingkirkan perintah kedua dari buku pengajarannya dan katekisme, karena perintah itu melarang penyembahan berhala. Perintah kesepuluh lalu dibagi sehingga mereka masih tetap mempunyai sepuluh perintah. Jadi dua perintah menentang irihati dan tidak ada yang menentang penyembahan berhala. Dengan cara ini kepausan telah berusaha merubah hukum, tetapi tidak berhasil. Hukum Tuhan tidak dapat dirubah.

Akhirnya kita sampai ke tanda pengenal yang kesembilan, yang mengatakan kepada kita berapa lama tepatnya kepausan ini akan menjalankan kuasanya di bumi. Kita menemukan bahwa itu adalah untuk periode 1.260 tahun. Apakah ini sesuai menurut catatan sejarah? Ingat bagaimana kita telah mencatat bagaimana kepausan memulai kuasanya, lewat perintah Justinian tahun 538 Masehi. Dengan menambahkan 1.260 tahun dari tahun ini, kita dibawa ke tahun 1798. Tepat pada tahun itu Berthier seorang jendral Perancis dengan pasukannya memasuki kota Roma dan menyeret paus dari takhtanya. Dia diasingkan dan semua kepemilikan gereja disita.

Pemerintah Perancis mengumumkan bahwa tidak akan ada lagi uskup Roma lainnya. Sejauh dunia ini tahu dan dengan penampakan luar lainnya gereja Katolik sudah mati. Setelah tepat 1.260 tahun, menggenapi nubuatan, dia kehilangan kuasa dunianya. Demikianlah poin terakhir digenapi dengan jelas oleh kepausan dan hanya oleh dia saja.

Si Binatang dan Si Tanduk Kecil Identik

Anda mungkin bertanya-tanya apa hubungannya ini dengan binatang di Wahyu 13. Kita sekarang siap untuk mengidentifikasi binatang aneh gabungan yang digambarkan dalam kitab Wahyu. Mari kita baca deskripsi binatang itu sekali lagi, yang punya badan seperti macan tutul, kaki beruang, dan mulut seperti singa. “Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat” ayat 5. Mohon perhatikan bahwa binatang ini melakukan tepat hal yang sama dengan tanduk kecil Daniel. Ayat lima melanjutkan, “kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.” Berapa lama empat puluh dua bulan? Tepat 1.260 hari nubuatan atau tahun – sama seperti 3 ½ masa dalam nubuatan Daniel.

Mengenai si binatang, kita baca lebih lanjut, “Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka” ayat 7. Binatang ini juga sebuah kuasa penganiaya. Dengan kata lain, binatang di Wahyu 13 adalah kuasa yang sama dengan si tanduk kecil. Keduanya adalah lambang untuk kepausan. Ini adalah ilustrasi grafis Tuhan, seiring ia muncul untuk menjalankan kuasa sewenang-wenangnya di Bumi selama 1.260 tahun.

Kesamaan lebih lanjut ditemukan dengan membaca Wahyu 13:3, “Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.” Seperti yang sudah kita bangun, luka mematikan itu diberikan tahun 1798 saat pasukan Perancis membawa paus ke pengasingan. Tetapi luka itu akan sembuh, dan akhirnya seluruh dunia akan memberikan kesetiaannya kepada kepausan lagi. Nubuatan itu telah tergenapi sangat jelas sekali di hadapan kita.

Adalah di tahun 1929 saat Mussolini mengeksekusi concordat 1929 dengan paus, mengembalikan harta yang telah disita dari gereja. Pada saat itu paus sekali lagi dikembalikan menjadi raja, dan kota Vatikan dibentuk sebagai kuasa politik independen. Dari masa itu sampai saat ini, kekuatan kepausan telah berkembang dengan luar biasa.

Saat ini hampir semua negara di dunia punya wakil politik di kota Vatikan. Pengaruh luar biasa dari kepausan dalam hubungan dunia terbukti dalam berita utama surat kabar saat ini. Hampir semua perkataan paus diberitakan sampai ujung bumi, dan jutaan orang melihat kuasa kepausan sebagai pengaruh terbesar dalam politik saat ini. Ya, luka itu sedang pulih dan dunia semakin terpana untuk mengikuti si binatang. — bersama Radith Bagasatriadhi.

Sumber: https://www.facebook.com/AkuMengasihiTUHANYESUS/photos/a.801928906530502/2048606708529376/?type=3&theater&ifg=1

0 Response to "TANDA BINATANG DAN LATAR BELAKANGNYA "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel