Kisah Tijn Kolsteren
Wednesday 10 April 2019
Edit
Tijn Kolsteren, seorang anak Belanda (umur 5 tahun) pada tahun 2016 lalu, merasa tdk enak badan dan mual. Suhu badannya naik mencapai 41 derajat.
Setelah ke dokter dan RS, Tijn divonis menderita kanker ganas di otaknya. Dokter mengatakan bahwa kemo bisa dilakukan untuk memperpanjang usianya 1 atau 2 tahun. Orang tua Tijn tentu saja merasa sedih. Si pasien sendiri tetap saja cerah ceria.
Pada saat kemo yg pertama di RS, Tijn bertanya kepada dokter, Apakah banyak anak yg menderita spt dia?
Iya,.... kata dokter. Di seluruh dunia ada saja anak2 kecil yg menderita spt dia, tetapi tdk semua anak bisa ke dokter.
*?????*.. tanda tanya muncul di benaknya.
Dokter menjelaskan, bahwa tidak setiap anak mempunyai orang tua kaya. Di negara2 miskin banyak dari mereka yg menderita menunggu kematiannya.
Setiba di rumah, Tijn bilang kpd ortunya:
Papa, saya harus bekerja mencari uang untuk membantu anak anak yg sakit kanker otak. Papa Tijn tertawa terharu dan tidak menggubris ucapannya.
Besoknya, Tijn ke sekolah ijin kepada ibunya ke sekolah dgn membawa kuteks (cat kuku mamanya.)
Di kelas dia berusaha mencari dana dgn cara mengecat ke-10 jari teman2 dgn upah € 1 ( = Rp 15.000). Hasilnya dimasukan ke kotak roti yg besar. Semua dananya akan disumbangkan utk anak anak yang tidak mampu yg menderita kanker otak.
Ternyata teman temannya menyukai aksi ini. Besoknya, murid murid kelas lain pun minta dicat kuku2 jari tangan mereka.
Singkat cerita, usahanya mengumpulkan dana makin populair. Orang Tua Tijn menjadi terharu.
Suatu hari, orang tua Tijn membuatkan rumah kaca di depan rumahnya (karena semakin banyak yang datang ke rumah kecil mereka). Di rumah kaca ini, sepulang sekolah Tijn melakukan pengecatan kuku dengan kuteks.
TV terkenal di Belanda mendengar aksi ini dan mendokumentasikannya. Sejak itu, datanglah orang2 dari berbagai kota juga para selebritis untuk menyumbang uang Donasi.
Tetapi jangan lupa, Tijn baru berusia 5 thn dan dalam kondisi sakit. Para donatur tahu diri. Banyak yg datang dan bilang: cat 1 jari saja ya Nak. IIni uang € 100. Bahkan para selebriti dan pejabat yang datang memberi € 1.000 untuk kutek 1 kuku jari mrk.
Bulan berganti bulan.
Mulai thn 2016 sampai bln Mei 2017, jumlah uang yg terkumpul sekitar
€ 2.800.000
€ 2.800.000 × @ Rp 15.000.= 42 milyar.
Saat ini, semua uang sdh diserahkan ke PALANG MERAH BELANDA. Hal ini sesuai dgn keinginan Tijn.
"UANG INI SEMUANYA HRS DIBERIKAN KE ANAK2 MISKIN DI SELURUH DUNIA YG MENDERITA KANKER OTAK"
Pada tgl 8 Juli 2017 di pagi hari, Tijn meninggal dunia di rumahnya. Tijn hanya mencapai usia 6 tahun tetapi namanya dikenang orang sepanjang masa. Dengan usianya yang singkat Tijn mampu membuat hidupnya berarti.
Hidup ini bukan seberapa banyak kita dikenal orang, tetapi seberapa banyak orang yang bisa kita bahagiakan.
Dari postingannya : Sita Nursanti