BANGSA ISRAEL MELAKSANAKAN KEMBALI PERSEMBAHAN BUAH SULUNG DI YERUSALEM







BANGSA ISRAEL MELAKSANAKAN KEMBALI PERSEMBAHAN BUAH SULUNG DI YERUSALEM

Pada tanggal 1 Juni 2017, sehari sesudah Hari Pentakosta (Shavuot), ratusan orang berkumpul di Yerusalem untuk mejalankan kembali ibadah Bait Suci yaitu membawa Buah Sulung atau “Bikurim”. Prosesi acara diiringi alat-alat musik yang secara khusus dibuat untuk digunakan di Bait Suci Ke-3 nanti, dengan peniupan sangkakala tanduk domba atau Shofarot.

“Maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.” (Ulangan 26:2)

Upacara ini dilakukan oleh golongan Imam atau Kohanim, yang mengenakkan pakaian otentik seperti yang digambarkan Kitab Suci dan dipimpin oleh Imam Besar, yaitu Rabbi Baruch Kahane, yang memainkan peranan penting dalam pelaksanaan kembali pelayanan-pelayanan di Bait Suci.

Pada zaman Bait Suci Ke-1, buah sulung hasil panen tahunan dibawa ke Yerusalem sebagai persembahan di antara Hari Raya Shavuot (Hari Raya Tujuh Minggu atau Pentakosta) dan Hari Raya Sukot (Hari Raya Pondok Daun). Buah-buahan dibawa dalam keranjang, dihiasi dengan indah dan diberikan kepada Imam. Untuk upacara ini anak-anak dari seluruh Israel mempersembahkan kepada Rabbi Yisrael Ariel, anggota Sanhedrin, dengan buah-buah pertama yang mereka kumpulkan dari kebun-kebun pribadi mereka.

Persembahan Buah Sulung atau Hasil Pertama tertulis di Kitab Suci dan merupakan hukum dan ketetapan Allah, yang merupakan tanda ucapan syukur bangsa Israel kepada Allah yang telah memberkati hasil tanah mereka. Ini adalah tanda kasih manusia kepada Allah dan sebuah bentuk “pengakuan” bahwa segalanya berasal dari Allah dan dipersembahkan bagi kemuliaan Allah.

“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3:9-10)

Saudaraku, banyak orang mengajarkan: Hukum Taurat tidak berlaku lagi, tetapi saya ingin mengatakan: Anda “buta” akan kebenaran di Kitab Suci dan Anda sedang membantah perkataan Tuhan Anda sendiri yang menyatakan kedatangan-Nya bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi menggenapinya. Kedatangan Tuhan Yesus menggenapi hukum “korban penebus dosa”, tetapi hukum yang lain di kitab Taurat tetap berlaku. Anda harus memperlajari seluruh Kitab Suci untuk mendapatkan gambaran yang “utuh” tentang kebenaran saudaraku.

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Matius 5:17-18)

Umat yang dikasihi Tuhan, jangan pisahkan Kekristenan dengan hukum Taurat dan Bait Suci. Mengapa? Sebab ketika Tuhan Yesus datang dan menjadi Raja di Yerusalem, maka Bait Suci dibangun dan pelayanan Bait Suci akan diberlakukan kembali seperti tertulis di Kitab Suci. Salah satu hari raya utama dalam hukum Taurat, yaitu Hari Raya Pondok Daun, akan diberlakukan Tuhan Yesus di seluruh dunia. Jika kedatangan Tuhan Yesus tidak terlepas dari pembangunan Bait Suci dan hukum Taurat akan diberlakukan kembali, lalu mengapa Anda memisahkan Kekristenan dengan hukum Taurat dan Bait Suci saudaraku.?????

“Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah yang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Itulah hukuman dosa Mesir dan hukuman dosa segala bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.” (Zakharia 14:16-19)

Tuhan Yesus memberkati…

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel