*JANGAN MENGANGGAP RENDAH*





*JANGAN MENGANGGAP RENDAH*

*2 Korintus 5:16a* (TB) Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia.

Suatu saat di sebuah _showroom_ mobil dalam waktu hampir bersamaan kedatangan dua wanita. Tamu pertama wanita desa sederhana dengan model baju kuno dan penampilan tidak meyakinkan, terkesan dekil dan miskin. Satu lagi wanita dengan dandanan modis dan tampak kaya raya. 
Kedua wanita dengan kondisi bagai bumi dan langit ini menginginkan mobil yang sama. Tentu saja petugas lebih mempercayai wanita kaya daripada wanita sederhana. Segera wanita kaya menyerahkan ATM untuk tanda jadi sehingga wanita desa sederhana tadi hanya bengong tanpa ekspresi. Namun, ternyata dana pada ATM tidak mencukupi sehingga mobil ditawarkan kepada wanita sederhana yang langsung melunasi kendaraan saat itu juga.

Saudaraku kekasih Kristus,
Mungkin seperti halnya petugas _showroom_ tadi kita pernah meremehkan seseorang yang _casing_ -nya tidak meyakinkan. Mungkin juga karena usianya atau pengalaman hidupnya kita anggap berada di bawah kita, atau mungkin karena status, pendidikan, perekonomian, dan kondisi hidupnya berada di bawah kita. 
Kita menilai dan mengukur seseorang menurut ukuran manusia, padahal kita tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya.

Maka, kali ini Tuhan Yesus menasihati *agar kita tidak menganggap diri lebih baik*, bahkan sebaliknya harus dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari dirinya sendiri sebagaimana Sabda berikut:

*Filipi 2:3* (TB) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang *menganggap yang lain lebih utama* dari dirinya sendiri.

Atau bisa jadi kita sendiri justru yang diremehkan oleh seseorang karena penampilan kita tidak meyakinkan. Kali ini Tuhan Yesus mengingatkan agar kita tidak menilai seseorang menurut ukuran manusia. Kita tidak diizinkan menganggap rendah siapa pun sebagaimana sabda ini:

*Titus 2: 15b* (TB) Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.

Bahkan ditegaskan pada Amsal bahwa jika kita menganggap rendah atau menghina sesama kita, maka kita 
(a) tidak berakal budi, 
(b) berbuat dosa, 
(c) menghina Penciptanya, dan
(d) tidak akan berbahagia.

*Amsal 11:12a* (TB) Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi

*Amsal 14:21, 31* (TB) Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. Siapa menindas orang yang lemah menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin memuliakan Dia.

Betapa seringnya kita (baik sengaja maupun tidak sengaja) berbuat jahat dan itu harus kita buang!

*Kolose 3:8* (TB) Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, *kejahatan*, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

Oleh karena itu, marilah kita selalu memohon agar ditahirkan sebab tanpa pengampunan dari-Nya kita tidak layak menjadi anak-anak Allah:

*Mazmur 51:12* (TB) Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

Kiranya Rohul Kudus yang menolong kita agar kita tidak menganggap rendah atau remeh orang lain, namun dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari diri kita sendiri. Amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
Ni Ayu

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel