YESUS KRISTUS HIKMAT ALLAH BAGI KITA
Friday 1 February 2019
Edit
YESUS KRISTUS HIKMAT ALLAH BAGI KITA
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, berilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam beraktifitas. Jumat, 01/02/2019
1 Korintus 1:30 (TB) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.
1 Corinthians 1:30 (RSV) He is the source of your life in Christ Jesus, whom God made our wisdom, our righteousness and sanctification and redemption;
Nas ini merupakan tema Natal 2018 lalu, tentulah kita umat Kristiani di Indonesia telah menggumulinya dalam perayaan-perayaan natal agar kita hidup berhikmat sekaligus mengajak umat Kristiani memiliki hikmat menghadapi tahun politik 2019. Orang percaya memiliki tugas dan tanggungjawab terhadap Negara; menjadi garam dan terang, terpanggil mensejahterakan kota dimana kita tinggal. Pergunakan hak politik masing-masing dan kita jalani tahun politik ini dengan hikmat Kristus. Bagi seluruh umat Kristen, mari berhikmat menghadapi tahun politik dengan sikap kritis, cermat jangan mau terprovokasi dengan tipudaya politik.
Bagaimana Paulus menjelaskan Kristus dalam berbagai pandangan yang berbeda-beda? Paulus seorang pemikir yang sangat brilliant, dia bisa menjelaskan ajaran kekristenan dalam hal yang sulit dipecahkan oleh logika umum manusia. Dia bukan hanya menjelaskan ajaran kekristenan yang dapat diterima kaum awam, cendikiawan, agamawan dan negarawan. Itulah kasus yang dihadapi oleh Paulus di jemaat Korint sehingga semua orang dapat memahami arti salib Kristus bagi mereka.
Salib bagi orang Yunani adalah kebodohan, itu suatu tindakan koyol. Bagi mereka semestinya masih bisa mencari jalan yang lebih baik untuk menyelamatkan orang. Bagi kaum Herodian (Romawi) salib itu adalah hukuman mati, itu hukuman terberat bagi pemberontakan kekaisaran. Hukuman mati itu dipertontonkan ke publik agar tidak ada pagi orang yang memberontak. Hal ini juga yang diyakini oleh Yahudi, salib adalah batu sandungan. Siapa yang disalibkan adalah buah dari perbuatannya sendiri. Jadi cerita tentang salib bagi mereka adalah kebodohan dan batu sandungan. Paulus berpikir ekstrim, pemberitaan tentang salib adalah kebodohan dan sandungan bagi mereka yang akan biasa. Tetapi pemberitaan salib Yesus Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah.
Salib adalah jalan yang ditentukan Allah untuk menyelamatkan manusia. Upah dosa adalah maut, setiap orang memang harus mati karena dosanya. Namun Tuhan tidak menghendaki manusia mati, itulah sebabnya Allah mengutus Yesus Kristus mati di kayu salib (Lih. Gal 3:10-13). Ini mungkin sepintas pikiran bodoh bagi yang merasa diri pintar dari ukuran logika apalagi di Korintus sudah banyak kaum terpelajar dipengaruhi pandangan filsafat. Bagi orang percaya salib adalah hikmat Allah. Salib membawa kita mengenal kehendak Allah. Itulah yang luar biasanya sekalipun itu dianggap bodoh oleh orang yang merasa berhikmat di dunia ini dan inilah yang harus disadari dari 1 Korintus 1:25 (TB) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Salib adalah ibarat jembatan yang memulihkan hubungan manusia dengan kepada Allah. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Tuhan mengusir dan mengasingkan manusia dari Eden, tetapi melalui salib Kristus, Tuhan merangkul manusia dalam kasih karuniaNya. Salib Kristus menebus kita dari doaa dan pelanggaran dan oleh salib Kristus kita memperoleh pembenaran.
Sahabat yang baik hati! Lihatlah Sang Manusia, demikian Verne H.Fletcher menuliskan suatu uraian lengkap Etika Kristen. Fletcher hendak mengajak dalam seluruh totalitas hidup orang percaya; perkataan, pemulihan, sikap dan perbuatan hendaknya terpancar dari pikiran Yesus yang disalibkan. Yesus Kristus menjadi dasar segala pertimbangan dan keputusan bagi kita.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
