Tradisi Yahudi yang Mirip Tradisi Islam
Tuesday 1 January 2019
Edit
Tradisi Yahudi yang Mirip Tradisi Islam
Sejak tahun 2016 saya mendengar gerakan anti Malam Tahun Baru yang dianggap adalah tradisi Yahudi karena ada meniup terompet. Salah satu visi Hadassah of Indonesia adalah mengedukasi orang Indonesia tentang tradisi umat Yahudi yang sangat lekat dengan agamanya yakni Yudaisme. Yudaisme adalah agama suku atau ras sehingga berlaku untuk keturunan itu saja, mirip seperti Sunda Wiwitan atau Parmalim untuk suku Batak. Karena bicara tradisi maka rujukan saya adalah kitab suci umat Yahudi yaitu Alkitab Perjanjian Lama (Tanakh).
Saya bukan menyamakan antara agama Islam dan Yahudi, tetapi hanya ingin menyodorkan kedekatan kedua agama ini (dekat bukan sama ya). Saya berharap sedikit informasi ini akan menambah pengetahuan, bukan mengakibatkan salah kaprah yang berujung pada larangan ini-itu. Mengingat Yudaisme lebih dulu ada dibandingkan Kristen dan Islam, mengetahui tradisi Yahudi menurut saya juga baik untuk agama lain sebagai pengetahuan saja.
TRADISI MIRIP
1. Sunat: setiap anak laki-laki Yahudi harus disunat, dalam Islam pun demikian. Mualaf pun harus disunat. Sunat adalah perintah TUHAN yang terdapat dalam Alkitab kepada Abraham.
Inilah perjanjianKu yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku (Allah) dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat (Kejadian 17:10)
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun temurun (Kejadian 17:12)
2. Mahar bagi calon istri: mahar bukan tradisi pernikahan umat Islam saja. Ribka, istri Ishak, ibu Yakub, cucu Abraham diberikan mahar. Mahar ditulis di Alkitab pertama kali di Kejadian 34:12.
Kemudian hamba itu mengeluarkan perhiasan emas dan perak serta pakaian kebesaran dan memberikan semua itu kepada Ribka, juga kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya pemberian yg indah-indah (Kejadian 24:53)
3. Mempersembahkan korban binatang: umat Islam merayakan Idul Adha atau Idul Kurban dengan menyembelih sapi atau kambing dan membagikan untuk mereka yang membutuhkan. Tradisi umat Yahudi adalah mempersembahkan korban binatang kepada TUHAN sebagai korban penghapus dosa.
Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal 10 bulan ini ambillah oleh masing-masing seekorr anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba utk setiap rumah tangga (Keluaran 12:3). Dan seekor kambing jantan haruslah diolah menjadi korban penghapus dosa bagi Tuhan, serta dengan korban curahannya, di samping korban bakaran yg tetap. (Bilangan 28:15)
4. Kiblat: saat berada di pembuangan di Babilonia (Irak) dan Persia (Iran) umat Yahudi berdoa menghadap Yerusalem. Yerusalem menjadi kiblat umat Yahudi sampai hari ini. Jika berada di Yerusalem maka arah kiblat menghadap ke Tembok Ratapan, sisa peninggalan Bait Suci Salomo.
Apabila umatMu keluar untuk berperang melawan musuh-musuhnya, ke arah manapun Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepadaMu dengan berkiblat ke kota yang telah Kau pilih ini (Yerusalem) dan ke rumah yang telah kudirikan bagi namaMu maka Engkau kiranya mendengar dari sorga doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya memberikan keadilan kepada mereka (2 Tawarikh 6:34-35). Tetapi aku, berkat kasih setiaMu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumahMu, sujud menyembah ke arah baitMu yang kudus dengn takut akan Engkau (Mazmur 5:7)
5. Mimbar kayu (mihrab): dalam masjid ada mimbar kayu, begitu pula di sinagoga umat Yahudi saat ini.
Ezra, ahli kitab itu berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. (Nehemia 8:4-5)
6. Kata amin dalam doa, berlutut dan membungkuk sampai ke tanah saat berdoa: gerakan badan saat berdoa seperti ini mirip dengan sholat umat Islam. Umat Yahudi sudah melakukan ribuan tahun sebelum Islam lahir tahun 600-an Masehi.
Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang Maha Besar dan semua orang menyambut dengan: "Amin, amin" sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah (Nehemia 8:6)
7. Tahajud: berdoa di tengah malam sudah dilakukan Daud, Raja Israel.
Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepadaMu atas hukum-hukumMu yang adil (Mazmur 119:62)
8. Puasa dua kali seminggu: puasa Senin-Kamis biasanya dilakukan dalam tradisi Jawa, juga beberapa teman saya yang Islam. Di Alkitab, orang Farisi menyatakan kelompoknya berpuasa dua kali seminggu.
"aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku" (Lukas 18:12)
9. Wajib Menghadap Tuhan Dalam Sehari: Daniel saat berada di pembuangan di Babilonia, menghadap TUHAN tiga kali sehari. Sedangkan Daudmenghadap TUHAN tujuh kali dalam sehari. Saat ini umat Yahudi menghadap TUHAN tiga kali sehari, empat kali saat Sabat.
Demi didengar Daniel bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem, tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya (Daniel 6:10). Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil (Mazmur 119:164).
10. Membersihkan tangan dan kaki sebelum masuk Kemah Suci atau wudhu dalam Islam sudah dilakukan umat Yahudi sejak Kemah Pertemuan ada (Bait Suci belum ada masa itu).
Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi Tuhan (Keluaran 30:20)
11. Sedekah (Ibrani "tzedakah") dan tradisi antar makanan juga dilakukan umat Yahudi
Dan supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang miskin (Ester 9:22)
12. Janggut: janggut atau jenggot adalah kewajiban pria Yahudi.
Jangan engkau merusakkan tepi janggutmu (Imamat 19:27b)
13. Kain kapan (kafan): orang mati dalam tradisi Yahudi dibungkus dengan kain kapan. Yesus dikuburkan dengan menggunakan kain kapan.
Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja (Lukas 24:12)
14.Berkabung 7 Hari: ini bukan tradisi lokal di Indonesia, bisa jadi merujuk dari Kitab Suci. Saat Yakub mati, Yusuf anaknya mengadakan hari berkabung selama 7 hari.
Dan Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya itu (Kejadian 50:10)
15. Haram: makanan haram menurut Yahudi sangat banyak, babi, unta, udang, kepiting pun haram. Bahkan cara memotongnya harus sesuai aturan hukum Yahudi yang hanya membolehkan dua urat yang dipotong agar hewan tidak menderita.
Binatang yang haram dan yang tidak haram daftarnya ditulis di dalam Imamat 11:1-47.
Antara lain kelinci, babi hutan, tikus, katak, binatang laut yang tak bersisik adalah binatang yang haram untuk orang Yahudi.
16. Kata kerudung dan sarung sudah muncul juga di Alkitab
Dalam Kitab Yesaya 47:2 “Bukalah kerudungmu, angkatlah sarungmu, singkapkanlah paha, seberangilah sungai-sungai!”
17. Menutupi aurat: menutupi aurat bukan hanya untuk perempuan, mengacu pada umat Yahudi para imam pun harus menutupi aurat. Karena itu mereka mengenakan jubah atau gamis. Yesus pun memakai jubah.
Imam haruslah mengenakan pakaian lenannya, dan mengenakan celana lenan untuk menutup auratnya (Imamat 6:10). Melalui ayat ini, kita juga mengetahui jika pemimpin ibadah Yahudi adalah seorang imam, Harun, kakak Nabi Musa adalah seorang Imam Besar Bangsa Yahudi. Kata "imam" juga disematkan untuk imam umat Islam.
18. Puasa: perintah puasa muncul pertama kali di Imamat 16 yaitu tentang Hari Raya Pendamaian. Umat Yahudi masih berpuasa hingga saat ini. Begitu juga dengan Yesus yang berpuasa 40 hari 40 malam. Puasa ada macam-macam contoh di Alkitab: Puasa Daniel, Puasa Ester, Puasa Daud, Puasa Yesus, masing-masing ada tujuan dan caranya.
19. Tradisi ke Tanah Suci: datang ke Mekkah bukan cuma dilakukan umat Islam karena umat Yahudi juga datang ke Yerusalem, kota suci umat Yahudi dan Kristen. Rasul Paulus pun pergi ke Yerusalem meski ia sedang menginjil di wilayah Turki.
Engkau dapat memastikan, bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem untuk beribadah (Kisah Para Rasul 24:11) Dan setelah beberapa tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan. (Kisah Para Rasul 24:17)
20. Saksi Harus Dua Orang: hukum Yahudi menjatuhkan hukuman berdasarkan kesaksian dua orang, tidak cukup hanya satu orang saja.
Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah (Kitab Yohanes 8:17)
21. Mengucap Salam: Shalom adalah kata yang umum diucapkan saat bertemu orang, masuk ke toko di Israel atau saat masuk rumah. Shalom dalam bahasa Ibrani artinya damai.
Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu (Kitab Lukas 10:5-6)
22. Meniup Sangkakala (Ibrani: shofar): dalam tradisi umat Yahudi, sangkakala dibunyikan saat Hari Raya Rosh Hasanah atau Tahun Baru Yahudi yang umumnya jatuh bulan September karena mengacu pada hitungan bulan, bukan matahari seperti kalender Masehi yang kita gunakan. Sangkakala kelak akan dibunyikan malaikat saat kedatangan Mesias. Meniup terompet yang dilakukan saat Tahun Baru oleh siapa saja bisa jadi memang adaptasi dari tradisi Yahudi.
Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita. Sebab hal itu adalah suatu ketetapan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yakub (Kitab Mamur 81:3-4). Yesus berkata dalam Kitab Matius 24: 31 Dan Ia (TUHAN) akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.
MEMANDANG KESAMAAN, BUKAN PERBEDAAN
Moral tulisan ini adalah: tradisi Yahudi, Tionghoa, Jawa, dll bisa muncul dalam keseharian kita, itu tidak masalah. Khusus terkait tradisi Yudaisme yang juga muncul dalam Islam, orang Yahudi sendiri tidak mengklaim itu tradisinya. Tidak pernah ada perintah, larangan atau tulisan mempersoalkan kemiripan tradisi ini. Lucunya segelintir orang di Indonesia tidak mau meniru tradisi meniup terompet Tahun Baru saja (nomor 22) sedangkan nomor 1 sd 21 tetap diterima. Saya mengajak Anda yang membesar-besarkan soal Tahun Baru untuk dapat melihat lebih banyak kesamaan antara Yudaisme dan Islam ketimbang perbedaan. Tak kenal maka tak sayang. Terima kasih