“TEMPAT BUAH PIKIRAN SAYA YANG TERBAIK BERDIAM”



“TEMPAT BUAH PIKIRAN SAYA YANG TERBAIK BERDIAM”

“Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bagunan yang telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita” (Matius 21:24).

Satu tuduhan yang tidak pernah akan Anda lakukan kepada Yesus adalah bahwa Dia tidak tegas mengenai keabsahan dan ketelitian Kitab Suci. Sepuluh kali dalam Injil Ia menyelidik para pendengar-Nya dengan pertanyaan “’Tidakkah kamu baca?” Atau, “Belum pernahkah kamu baca?” Dan ke-10 dari tantangan – menyelidik itu mengenai membaca Alkitab.

Dua puluh kali dalamInjil yang sama perkataan “Ada tertulis” terucap dibibir Kristus. Tidak heran Rene Pache bisa berkata: “Kita dapat berkata dengan segala sikap hormat bahwa Yesus Kristus secara praktis telah kenal baik Kitab Suci, yang Ia ketahui ‘tanpa belajar’ (Yoh. 7:15). Sepersepuluh dari perkataan-Nya diambil dari Perjanjian Lama Dalam keempat Injil, 180 dari 1.800 ayat yang melaporkan percakapan-Nya merupakan kutipan dari wahyu tertulis atau kiasan langsung kepadanya” (dikutip dalam Norman Gulley, Systematic Theology: Prolegomena, hlm.381).

Tetapi Kristus bukan hanya mengutip dari dan hanya mengaitkan kepada Perjanjian Lama, Kitab Suci satu-satunya zaman-Nya. Dia tegas mempertahankan ketahanan uji dari sudut pandang sejarahnya juga. Norman Gulley mendaftarkan 23 insiden Perjanjian Lama, yang ditegaskan kebenaran sejarah oleh Yesus, dari penciptaan Adam dan Hawa samapai pembunuhan Habel, kepada Nuh dan air bah, kepada kehancuran Sodom, kepada Sepuluh Hukum, kepada nubuatan Daniel, dll. – 23 peristiwa Perjanjian Lama yang Ia kuatkan sebagai yang akurat dan benar dari sudut pandang sejarah. Gulley menyimpulkan, “Karena Yesus Kristus otoritas yang sempurna, maka peerkatan-Nya tentang Kitab Suci pastilah menjadi bagian dari otoritas sempurna itu” (Idem).

Untuk alasan itu maka penting agar umat pilihan tidak diperdaya ke dalam kesimpulan bahwa firman Allah itu tidak bisa diandalkan, sebaliknya otoritatif, landasan bagi kebenaran Ilahi bagi umat manusia seperti yang dinyatakan Yesus. “Kristuslah yang memberi pandangan bahwa firman Allah itu kekal sama seperti Allah dari firman itu” (Idem, hlm. 379). Cakupan iman tidak perlu diungguli oleh ilmu pengetahuan tidak juga ditunggangalikkanoleh akademi. Lagu pujian Isaac Watts masih merupakan doa umat pilihan (The SDA Hymnal, No.273):
“Tuhan,aku membuat firman-Mu sebagai pilihanku, warisan kekalku;
Di situlah kekuatanku termuliaku bersukacita,
Tempat buah pikiranku yang paling baik berdiam”

0 Response to "“TEMPAT BUAH PIKIRAN SAYA YANG TERBAIK BERDIAM”"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel