Insan Insan istimewa.



Insan Insan istimewa.

Kini sudah menunjukkan lebih Jam 10 malam. Derasnya Hujan turun seperti dicurahkan semua dari langit. Udara pun semakin dingin menyelimuti kawasan perbukitan itu. Hal yang Semakin membuatku merapatkan kerah leher agar terasa hangat. Kalaulah bukan karena janji untuk bertemu dengan teman lama, tidak mungkin aku sampai ke tempat ini. Apalagi dengan kabar dia sedang sakit keras. Kendaraan berselambat jalan mendaki. Supir menoleh kearah saya yang duduk disamping.
” pak.... sebentar lagi jarak pandang semakin pendek. Apa engga sebaiknya kita berteduh sampai hujan reda....” katanya pelan dengan nada khawatir. Karena ini kali pertama dia ketempat ini. Apalagi di sebelah kiri ada jurang menganga, maka Saya mengangguk.

Dan Ketika melewati kelokan nampak rumah dipinggir jalan. Kendaraan pun menepi untuk parkir dengan mesin tetap hidup, namun Kami tetap didalam kendaraan. Rupanya, kehadiran kami telah mengusik ketenangan yang ada. Karena Tidak berapa lama nampak pintu rumah terbuka. Seorang pria dengan jas hujan berlari kearah kendaraan kami yang parkir. Di tangannya ada lampu badai untuk menerangi langkahnya. Aku segera membuka sedikit jendela kendaraan. Dan Air hujan ikut menerobos kedalam kendaraan.
“ apa tidak sebaiknya mampir saja di gubuk kami....” kata pria itu. Wajahnya menyiratkan usianya diatas 60 tahun. Entah mengapa saya segera keluar dari kendaraan. Supir juga ikut.

Dengan langkah bergegas kami menerobos hujan, hingga sampai ke rumah. Dan kami pun masuk, apa yang ada Didalam rumah nampak sangat sederhana sekali. Tidak ada kursi tamu. Hanya ada tikar. Cahaya didalam rumah hanya mengandalkan lampu minyak. Petir datang menggelegar diiringi oleh angin kencang menerjang pintu rumah itu. Lampu minyak padam. Gelap seketika. Kulihat pak Tua itu berdiri untuk menghidupkan lampu, mungkin. Namun dia menghilang dibalik dapur. Lampu kembali terang. Tetapi terang sekali. Ini bukan rumah gubuk tetapi tepatnya sebuah kastil mewah. Kini Hujan diluar tidak lagi terdengar. Dari tangga meliuk bak ular yang menjulur ke bawah nampak seorang wanita cantik melangkah dengan anggun. Wajahnya tidak ada senyum namun pancaran wajahnya menyiratkan bahwa dia ramah.

Kemudian Wanita itu memberi isyarat agar kami duduk di sofa mewah, dan Tidak lama kemudian hidangan mewah datang. Tentu saja, Aku masih bingung dengan kejadian yang begitu cepat berubah ini. Supir ku masih tetap di sampingku namun kesannya dia juga sangat nyaman dan menikmati keadaan yang ada. Ini yang membuatku tenang. Belum lagi usai kebingungan itu pupus dariku, dari pintu ruang tengah nampak teman lama saya mendekatiku. Dan semakin berambah bingung lagi aku dengan pertanyaan pertanyaan dalam benakku. Bukankah dia sakit... ? Rumahnya kah ini...? Pertanyaan pertanyaan lainnya juga muncul, Namun karena dia merupakan sahabat saya maka segera saya peluk hangat. Lalu Kami pun bicara tentang banyak hal. Keberadaan Wanita cantik dihadapan kami terlupakan begitu saja. Lampu sekonyong-konyong mati. Dan kembali menyala,

“ Pak, bangun ... bangun. Hujannya sudah reda. Kita akan melanjutkan perjalanan. “ kata supirku membuatku terjaga.
Dan aku tersadar, namun Aku menatap kosong kearah supirku. “ bapak lelap sekali tidurnya tadi...” sambungnya
“ berapa lama saya tertidur...? " tanyaku.
“ Ya, kurang lebih sejam pak..” jawabnya

Lalu Kami pun melanjutkan perjalanan kerumah sahabatku. Ketika sampai dirumah itu, nampak suasana berkabung. “ Bapak sudah meninggal tadi sore, dan langsung disemayamkan sesuai permintaan bapak. “ kata keluarganya. Aku pun bengong.

“ Kami sudah lama menikah dan tidak punya anak. Tiga tahun lalu saya dan suami dapat amanah membesarkan anak balita dari ponakan suami yang meninggal karena kecelakaan. Jadi anak itu yatim lagi piatu. Dengan suka cita kami merawatnya. “ sambung istrinya.

Dalam perjalanan pulang, supirku bercerita bahwa dia juga merawat anak yatim. Ibunya meninggal ketika melahirkan dan Ayahnya pergi entah kemana. Aku termenung setelah mendengarkan kisah itu, Tetapi aku tidak bercerita tentang pengalamanku menikmati kemewahan sesaat dimana sahabatku dan supir itu ada.

Sumber : Saut Palge Napitupulu ;FB: Firman TUHAN

0 Response to "Insan Insan istimewa."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel