IBLIS MENIRU CARA PENYEMBAHAN BAGI ALLAH DI BUMI







IBLIS MENIRU CARA PENYEMBAHAN BAGI ALLAH DI BUMI

Ada orang bertanya: Pak, kenapa penyembah setan membakar kemenyan? Saya jawab: Iblis meniru cara penyembahan bagi Allah di bumi. Iblis ingin disembah seperti Allah di sembah di Bait Suci. Allah itu Roh dan dengan membakar korban atau kemenyan, maka Allah menghirup baunya.

“Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.” (Imamat 2:2)

Saudaraku, banyak orang tidak mengajarkan mengenal Allah dengan benar. Kitab Suci jelas mengatakan bahwa Allah itu Roh. Ini berarti Allah adalah Pribadi yang tidak kasat mata, tetapi hidup. Allah mengajarkan Musa bagaimana menyembah-Nya dengan benar, yaitu membakar korban bakaran dan wangi-wangian. Mengapa? Sebab Allah itu Roh saudaraku.

“Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.” (Keluaran 29:18)

Saya ingin mengatakan hal ini: Ketika Bait Suci dibangun nanti, maka korban bakaran di atas mezbah akan dilakukan. Untuk apa? Untuk menyembah Allah yang adalah Roh itu. Ketika Antikristus atau disebut “raja” di Kitab Daniel, menghentikan korban di Bait Suci, maka pemusnahan massal dilakukan Allah di bumi. Mengapa? Sebab Allah murka dan cawan murka-Nya ditumpahkan ke bumi. Anda bisa mengerti hal ini saudaraku?

“Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.”

Saya ingin menyampaikan hal ini: Hukum Taurat mengajarkan beberapa korban antara lain korban bakaran dan korban penebus dosa. Yang digenapi Tuhan kita Yesus Kristus adalah korban penebus dosa, yaitu pencurahan darah binatang sebagai penebus dosa. Korban ini tidak dilakukan lagi di Bait Suci saat Tuhan Yesus menjadi Raja di bumi, tetapi…korban bakaran tetap akan dilakukan di atas mezbah di Bait Suci. Mengapa? Sebab itu adalah penyembahan bagi Allah, Pribadi Bapa di sorga, yang adalah Roh.

Iblis juga roh dan ambisi terbesar Iblis adalah ingin menyamai Allah Yang Mahatinggi di sorga. Iblis ingin disembah seperti Allah di bumi. Itulah sebabnya Anda jangan heran jika pergi ke dukun, maka dukun akan meminta Anda membakar kemenyan atau mempersembahkan darah ayam hitam. Mengapa? Sebab Iblis meniru cara penyembahan bagi Allah di bumi. Wangi-wangian dan darah adalah dua hal yang dipakai saat bangsa Israel menyembah Allah di Bait Suci. Hal ini harus Anda mengerti saudaraku.

“Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!” (Yesaya 14:12-14)

Umat yang dikasihi Tuhan, doktrin Allah itu “tri in one” tidak benar. Kitab Suci mengatakan Allah itu Esa, yaitu satu Pribadi di sorga dan tidak berubah-ubah seperti pemahaman manusia di bumi. Di sorga ada Allah, yaitu Dia yang duduk di atas tahta dan ada Anak Allah atau disebut “Anak Domba”, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Di sorga semua makhluk menyembah 2 Pribadi, yaitu menyembah Allah dan Anak-Nya. Anak Allah menjadi manusia di bumi, tetapi Allah tetaplah Roh. Doktrin Allah “tri in one” ini menjadikan manusia tidak dapat membedakan yang mana Allah dan Anak Allah? Doktrin ini mengaburkan kebenaran di Kitab Suci bahwa Allah itu Esa, dan Allah yang Esa itu memiliki Anak di sorga.

“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.” (Wahyu 5:13-14)

Tuhan Yesus memberkati…

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel